Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) telah melakukan ekspor komponen perdana ke Meksiko, Amerika Utara.
Direktur BOLT Anthony Wijaya mengatakan masuknya perseroan ke pasar Meksiko baru-baru ini diproyeksikan akan menciptakan peluang bagi BOLT untuk mendapatkan pembeli tambahan di wilayah tersebut.
"Kami memasok komponen untuk sistem pengereman [brake system] manufacturer di Meksiko, yang mana brake system tersebut digunakan di mobil Toyota dan permintaan ini akan terus berlanjut ke depannya," ujar Anthony saat dikonfirmasi Bisnis, Kamis (29/8/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, nilai pemesanan komponen diharapkan akan terus meningkat dengan potensi penambahan beberapa pelanggan di pasar Meksiko. Perseroan melihat potensi pasar yang besar di pasar Meksiko, sebagai produsen otomotif terbesar ke-7 di dunia, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-15.
"Oleh karena itu, ekspansi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekspor, mengurangi dampak penurunan industri otomotif domestik, dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan," jelasnya.
Ke depannya, perusahaan bertujuan untuk memperluas kehadirannya di pasar Meksiko dengan mengakuisisi lebih banyak pelanggan.
Baca Juga
Anthony mengatakan, sejauh ini, BOLT telah melakukan penjualan ekspor ke sembilan negara, yaitu Kanada, Mexico, AS, Brazil, Jerman, India, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Menilik laporan keuangan semester I/2024, penjualan ekspor BOLT mengalami kenaikan 17,41% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp42,92 miliar, dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp36,55 miliar.
Di lain sisi, penjualan lokal perseroan justru turun 9,51% yoy menjadi Rp660,72 miliar, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp730,2 miliar.
Secara keseluruhan, penjualan BOLT pada semester I/2024 sebesar Rp703,32 miliar, atau turun 8,10% yoy dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp765,35 miliar.
Setelah dikurangi beban dan biaya-biaya lainnya, laba bersih BOLT tergerus 55,43% yoy menjadi Rp29,11 miliar pada 6 bulan pertama 2024, dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp65,32 miliar.
Selain ekspor, Anthony mengatakan strategi BOLT menggenjot penjualan di dalam negeri yaitu membidik pabrikan asal China untuk memasok komponen kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Strategi kami akan suplai ke pabrikan China yang memproduksi EV. Meski industri otomotif dalam negeri lesu, tetapi jumlah manufakturing kendaraan masih berkembang dengan adanya rencana pabrik-pabrik mobil baru, terutama dari China," pungkasnya.
Di tengah lesunya pasar domestik, produsen mobil listrik asal China berlomba membangun pabrik di Indonesia. Misalnya, BYD telah membangun pabrik berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Selain itu, merek China yang sudah bangun pabrik di Indonesia yaitu Wuling, Chery, Neta, serta Sokonindo (DFSK dan Seres).