Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten komponen otomotif seperti dari Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencatatkan kinerja laba yang moncer per kuartal III/2024. Meskipun, emiten komponen otomotif lainnya seperti PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) milik konglomerat TP Rachmat membukukan kinerja laba yang lesu.
Berdasarkan laporan keuangan, AUTO telah meraup laba bersih sebesar Rp1,52 triliun per kuartal III/2024, tumbuh 16,51% secara tahunan (year on year/YoY). Pendapatan AUTO naik tipis 0,58% (YoY) menjadi Rp14,16 triliun dalam sembilan bulan tahun ini.
Emiten komponen otomotif portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) juga mencatatkan kinerja laba yang melejit 41,36% (YoY) menjadi Rp998,55 miliar per kuartal III/2024.
Kinerja laba GJTL terdongkrak oleh penjualan yang naik 6,9% (YoY) menjadi Rp13,44 triliun per kuartal III/2024.
Sementara, PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) mencatatkan pertumbuhan laba 3,53% (YoY) menjadi Rp719,37 miliar hingga periode yang berakhir pada 30 September 2024. SMSM juga mencatatkan penjualan bersih yang naik 1,27% (YoY) menjadi Rp3,81 triliun.
Meski begitu, deretan emiten komponen otomotif lainnya membukukan penyusutan laba. DRMA misalnya mencatatkan laba bersih Rp412,07 miliar per kuartal III/2024, terkoreksi 20,66% (YoY). DRMA sendiri membukukan penjualan sebesar Rp4,02 triliun sampai September 2024, turun 5,25% (YoY).
Baca Juga
Lalu, PT Indospring Tbk. (INDS) mencatatkan penurunan laba 72,14% (YoY) menjadi Rp53,07 miliar per kuartal III/2024. Pendapatan INDS juga susut 18% (YoY) menjadi Rp2,4 triliun.
Selain itu, laba PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) susut 37,34% (YoY) menjadi Rp66,07 miliar per kuartal III/2024. Pendapatan BOLT juga turun 2,12% yoy menjadi Rp1,1 triliun.
Capaian kinerja emiten komponen otomotif itu terjadi di tengah momentum lesunya industri otomotif Tanah Air. Sepanjang tahun ini misalnya, angka penjualan mobil masih tetap menurun.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil secara wholesales di Indonesia mencapai 72.667 unit pada September 2024, turun 9,1% (YoY), dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 79.919 unit.
Sementara, angka penjualan mobil secara ritel, atau dari dealer ke konsumen sebesar 72.366 unit pada September 2024, ambles 10,6% (YoY) dibandingkan capaian September 2023 sebanyak 80.984 unit.
Gaikindo pun merevisi target penjualan mobil dari awalnya 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada 2024. Penurunan target penjualan mobil seiring dengan kondisi lemahnya angka penjualan sepanjang tahun ini hingga September 2024.
Kinerja Saham Emiten Komponen Otomotif
Seiring dengan capaian kinerja laba deretan emiten otomotif, harga sahamnya bergerak secara beragam. Harga saham AUTO misalnya turun 1,2% ke level Rp2.480 per lembar pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (1/11/2024).
Harga saham AUTO juga turun 1,2% dalam sepekan. Meski begitu, harga saham AUTO masih di zona hijau, naik 5,08% sepanjang tahun berjalan.
GJTL juga turun 1,5% ke level Rp1.310 per lembar pada perdagangan akhir pekan ini. Namun, harga saham GJTL naik 6,5% dalam sepekan dan naik 26,57% (year to date/YtD).
Berbeda dengan AUTO dan GJTL, harga saham DRMA naik 1,44% ke level Rp1.060 per lembar pada perdagangan akhir pekan ini. Namun, harga saham DRMA turun 10,17% dalam sepekan dan turun 25,35% (YtD).
Sementara, SMSM stagnan di level Rp1.930 per lembar pada perdagangan akhir pekan ini. Harga saham SMSM turun 2,03% dalam sepekan dan turun 3,26% (YtD).
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey mengatakan di tengah momentum lesunya bisnis otomotif, diversifikasi bisnis menjadi kunci dari perbaikan kinerja keuangan emiten komponen otomotif.
"Kami masih melihat outlook yang positif untuk industri komponen otomotif di tengah pelemahan penjualan otomotif," ujarnya dalam riset pada beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tren penurunan suku bunga acuan ke depan akan memberikan katalis positif bagi industri otomotif, termasuk bagi emiten komponen otomotif seperti AUTO dan DRMA.
"Penurunan suku bunga acuan memberikan benefit reducing borrowing cost dan meningkatkan permintaan kredit serta mendorong penjualan produk otomotif," ujar Nafan kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan kinerja saham emiten komponen otomotif sebenarnya memiliki peluang untuk perbaikan kinerja saham serta keuangannya pada semester II/2024.
"Sentimen positifnya yaitu adanya pemangkasan suku bunga yang menjadi peluang pada emiten komponen otomotif. Selain itu juga adanya strategi-strategi baru untuk mencapai perbaikan kinerja, potensi pemulihan ekonomi," ujarnya.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak sembilan sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk AUTO dan satu sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham AUTO berada di level Rp2.950 per lembar dalam 12 bulan ke depan.
Adapun, sebanyak 10 sekuritas merekomendasikan beli untuk DRMA. Target harga saham DRMA mencapai Rp1.487,14 per lembar dalam 12 bulan ke depan.