Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) menyiapkan strategi saat industri otomotif mengalami pelemahan atau malaise sepanjang tahun berjalan.
Direktur BOLT Anthony Wijaya mengatakan pada Juni 2024 volume penjualan mobil dalam negeri tercatat sebesar 72.900 unit, atau mengalami penurunan sebesar 11,8% secara tahunan (year-on-year/YoY). Meski demikian, penjualan mobil naik 2,3% secara bulanan (month-over-month/MoM).
"Angka pada semester I/2024 mencapai 408.000 unit, atau turun 19% YoY, sejalan dengan target kami sebesar 920.000 unit pada 2024, turun 13% YoY," ujar Anthony dalam keterangannya, Kamis (18/7/2024).
Menurutnya, meskipun pertumbuhan industri otomotif stagnan, proyek lokalisasi komponen baru yang dilakukan oleh produsen mobil dalam negeri juga berkontribusi terhadap pertumbuhan perseroan. Inisiatif lokalisasi ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang membatasi impor produk pengikat baja, terutama yang diimpor dari Jepang.
Selain itu, Garuda Metalindo juga secara strategis memasuki pasar ekspor dengan menyasar negara-negara produsen kendaraan bermotor besar seperti Amerika, Eropa, Thailand, dan India.
"Selain itu, perang dagang antara AS-China yang sedang berlangsung memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan ekspor bahan pengikat ke AS dan Eropa," katanya.
Baca Juga
Di lain sisi, dia mengatakan pada Juni 2024, volume penjualan sepeda motor mencapai 511.000 unit, atau naik sebesar 1,1% secara bulanan dan 3,5% secara tahunan. Alhasil, penjualan motor semester I/2024 menjadi 3,1 juta unit, atau turun tipis 1% YoY.
"Kinerja penjualan motor ini sejalan dengan perkiraan setahun penuh kami pada 2024 sebesar 6,3 juta unit, naik 2% YoY, meskipun ada tantangan seperti lemahnya daya beli dan kurangnya insentif di industri otomotif," jelas Anthony.
Selain itu, BOLT sebagai produsen mur dan baut juga memiliki strategi perluasan pasar dengan merambah segmen infrastruktur dan alat berat. Dalam industri alat berat, pembatasan impor alat pengencang oleh pemerintah juga telah mendorong proyek lokalisasi yang juga mendorong aliran tambahan pendapatan bagi BOLT.
Menilik kinerja keuangannya, BOLT membukukan penurunan laba bersih 63,89% secara YoY menjadi Rp17,32 miliar pada kuartal I/2024, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp47,97 miliar.
Penjualan perseroan juga mengalami penurunan 11,25% menjadi Rp365,38 miliar, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp411,74 miliar.
Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan BOLT disumbang dari suku cadang motor sebesar Rp130,85 miliar, disusul suku cadang mobil sebesar Rp28,20 miliar, dan industri lainnya sebesar Rp206,32 miliar.
Pada perdagangan Kamis (18/7/2024), saham BOLT naik 0,55% menjadi Rp910 per saham. Sementara itu, secara year-to-date (YtD) saham BOLT menguat 23,81%.
---
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.