Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham GGRM Terkoreksi 50,98%, Gudang Garam Belum Mau Buyback

PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) belum mengambil opsi buyback saham di tengah kontraksi harga per lembar selama 3 tahun terakhir.
Investor memantau saham PT Gudang Garam Tbk.(GGRM) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau saham PT Gudang Garam Tbk.(GGRM) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok milik konglomerat Wonowidjojo, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), belum mengambil opsi buyback saham perseroan di tengah kontraksi harga per lembar GGRM saat ini yang cukup lebar.

“Kita belum memikirkan mengenai buyback saham sementara ini,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman saat Public Expose Live daring, Kamis (29/8/2024).

Dari lantai bursa sore ini, harga GGRM per lembar turun 1,26% ke level Rp15.675 per lembar. Kendati demikian, harga GGRM telah merosot 24,64% sejak awal 2024 atau year to date.

Sementara jika ditarik selama tiga tahun terakhir, harga GGRM telah turun 50,98%, setelah sempat menyentuh level Rp35.200 per lembar pada Oktober 2021.

Heru mengatakan perseroan bakal lebih berhati-hati untuk mengelola modal dan pinjaman di tengah risiko suku bunga acuan tinggi selama periode pertama 2024.

“Kita juga menyadari kondisi keuangan ke depan, termasuk yang sangat dipengaruhi kondisi Amerika Serikat itu masih gonjang ganjing, tidak menunjukkan arah yang jelas, diperkirakan turun tidak turun, diperkirakan naik tidak naik,” kata Heru.

Sementara itu, GGRM mencatat transaksi sekitar Rp11,71 miliar di pasar modal hari ini, yang melibatkan 744,90 ribu lembar saham. Harga rata-rata per lembar berada di level Rp15.720,90. Saat ini, kapitalisasi pasar dari GGRM mencapai Rp30,16 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Rabu (31/7/2024), Gudang Garam membukukan pendapatan Rp50,01 triliun per akhir Juni 2024. Realisasi itu turun 10,44% year-on-year (yoy) dari Rp55,85 triliun periode yang sama tahun lalu.

Di tengah penurunan pendapatan, biaya pokok pendapatan GGRM hanya turun tipis 6,19% secara tahunan pada semester I/2024. Jumlah yang dikeluarkan menyusut dari Rp47,91 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp44,95 triliun.

GGRM membukukan laba selisih kurs Rp39,37 miliar pada semester I/2024. Jumlah itu naik 869,70% yoy dari Rp4,06 milia per akhir Juni 2023.

Kendati demikian, Gudang Garam membukukan laba usaha Rp1,61 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu turun 64,38% secara tahunan dari Rp4,53 triliun periode yang sama tahun lalu.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Gudang Garam membukukan laba bersih Rp925,51 miliar pada semester I/2024. Realisasi itu mencerminkan penurunan 71,85% dari Rp3,28 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper