Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mengatur strategi untuk dapat menurunkan beban utang jangka panjang sampai dengan 2029.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2024, PTPP secara konsolidasi memiliki utang jangka panjang Rp10,53 triliun. Jumlah ini terdiri atas utang jangka panjang kepada pihak berelasi Rp6,32 triliun, sedangkan pihak ketiga mencapai Rp4,2 triliun.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan bahwa utang jangka panjang digunakan perseroan untuk memenuhi kebutuhan investasi. Namun, utang tersebut memiliki beban biaya yang cukup tinggi sehingga memberatkan neraca keuangan perusahaan.
“Untuk utang jangka panjang yang memiliki biaya cukup tinggi akan kami kurangi melalui refinancing dengan yang lebih murah. Tentunya, pengelolaan utang ini kami targetkan sampai dengan 2029 akan turun,” ujarnya dalam Pubex Live 2024, Rabu (28/8/2024).
Di samping itu, Agus menjelaskan bahwa target penurunan utang PTPP juga ditempuh melalui divestasi yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp1 triliun. Secara proporsi, divestasi dari sektor infrastruktur sebesar 63% dan aset berwujud 37%.
Sejumlah aset yang akan dilepas perseroan adalah kepemilikan PT Ultra Mandiri Telekomunikasi sebesar 100%, PT PP Infrastruktur 48%, PT PP Semarang Demak mencapai 24,10%, dan PT Celebes Railway Indonesia sebanyak 47,81%.
Baca Juga
“[Penurunan utang] juga ditempuh melalui mekanisme pembukuan yang dikonsolidasikan dari beberapa anak perusahaan, sehingga terkait dengan utang ini tidak membebani balance sheet dari PTPP,” tutur Agus Purbianto.
Secara kinerja, PTPP telah mengakumulasikan laba bersih Rp147 miliar pada semester I/2024 atau tumbuh 52,46% secara tahunan. Capaian ini didorong pendapatan usaha yang meraih Rp8,79 triliun pada, naik 9,28% year-on-year (YoY).
Pendapatan usaha PTPP ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang menyumbang Rp7,32 triliun dari total pendapatan usaha. Perolehan tersebut juga mengalami kenaikan 14,69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun segmen engineering procurement construction (EPC) berkontribusi Rp814,29 miliar, sedangkan segmen properti dan realty menyumbang Rp336,83 miliar.
Di tengah kenaikan pendapatan usaha, beban pokok PTPP juga ikut meningkat 12,35% YoY menjadi Rp7,75 triliun. Dengan demikian, perseroan mencatatkan laba kotor Rp1,04 triliun sepanjang Januari – Juni 2024, atau turun 9,20% secara tahunan.
Dari sisi neraca keuangan, PTPP membukukan total aset Rp57,77 triliun per akhir Juni 2024 atau meningkat 2,22% YoY. Adapun liabilitas juga naik 2,75% secara tahunan menjadi Rp42,51 triliun, sementara ekuitas tumbuh 0,77% YoY ke Rp15,25 triliun.
Adapun arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Juni 2024 tercatat mencapai Rp4,32 triliun, melonjak 50,73% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp2,87 triliun.
--------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.