Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia menandai sejarah baru karena diselenggarakan juga untuk pertama kalinya di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN) selain di Istana Merdeka, Jakarta.
Acara berlangsung lancar tanpa kendala, termasuk pengibaran dan penurunan bendera merah putih, didukung oleh cuaca yang cukup bersahabat. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan BUMN. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) ditunjuk sebagai penanggungjawab utama dalam pembangunan Istana Negara, Lapangan Upacara, dan Istana Garuda.
Lapangan Upacara yang digunakan memiliki luas 14.250 meter persegi yang dapat menampung kapasitas 8.700 orang. Fasilitas pendukung meliputi toilet seluas 660 m² dan jaringan listrik yang disuplai penuh oleh PLN. Sementara itu, Istana Garuda atau kantor presiden, dengan ciri khas bilah garuda yang megah, dibangun di atas lahan seluas 33.207 m2 dengan luas bangunan 11.200 m2. Istana ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang aktivitas kepresidenan.
Sekretaris Perusahaan PTPP Joko Raharjo menjelaskan pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda di IKN menjadi simbol strategis dalam rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan. Proyek ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara baru ke Nusantara serta memperkuat kedaulatan negara. “Langkah ini juga diambil dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan, dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan,” jelas Joko.
Terkait dengan sisi keberlanjutan lingkungan, Joko mengungkapkan pembangunan Istana Negara dan Istana Negara telah menerapkan sertifikasi untuk Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC), yang dikelola oleh Kementerian PUPR. BGH dan BGC merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan efisiensi operasional dalam bangunan.
“Konsep BGH menekankan penggunaan sumber daya yang efisien, manajemen limbah yang baik, serta kualitas lingkungan dalam ruangan yang optimal. Sementara itu, BGC mengintegrasikan teknologi canggih untuk mengoptimalkan penggunaan energi, air, dan infrastruktur bangunan secara keseluruhan,” ungkap Joko.
Penerapan sertifikasi BGH dan BGC dalam proyek Istana Garuda menunjukkan komitmen yang kuat terhadap praktik berkelanjutan dan keberlanjutan. Sertifikasi ini tidak hanya mengukur pencapaian dalam hal keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan bahwa bangunan tersebut memenuhi standar tertinggi dalam efisiensi dan manajemen sumber daya.
“Dengan mencapai poin tertinggi dalam sertifikasi, proyek ini tidak hanya menjadi teladan dalam pembangunan ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap lingkungan sekitarnya,” papar Joko.
Pembangunan kompleks Istana Negara di IKN Nusantara merepresentasikan identitas baru Indonesia yang memadukan nilai-nilai budaya, teknologi modern, dan komitmen terhadap lingkungan. Proyek ini menjadi simbol perpaduan antara inovasi teknologi dan sumber daya manusia dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Dengan melibatkan tenaga kerja lokal, proyek ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi daerah, mencerminkan kesatuan antara teknologi modern dan kerja keras manusia untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.