Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melorot ke Level Rp15.509 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/8/2024) ke level Rp15.509 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar juga turun tipis.
Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/8/2024) ke level Rp15.509 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar juga turun tipis. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/8/2024) ke level Rp15.509 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar juga turun tipis. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/8/2024) ke level Rp15.509 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,46% atau 70,5 poin ke level Rp15.509. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,02% ke level 100,83.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia pun dibuka melemah. Yen Jepang misalnya melemah 0,12%, dolar Hong Kong melemah 0,05%, dan dolar Taiwan melemah 0,17%.

Mata uang lainnya yang dibuka melemah adalah won Korea Selatan 0,07%, baht Thailand 0,17%, dan peso Filipina 0,35%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah bakal fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp15.370 sampai dengan Rp15.460.

Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi rupiah hari ini. Dari luar negeri, mayoritas pasar keuangan merespons positif prospek penurunan suku bunga Amerika Serikat usai Federal Reserve memberikan kejelasan terhadap pemangkasan pada bulan September 2024.

Pasar saham di Asia menguat usai Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu mengatakan waktunya telah tiba untuk beralih ke pelonggaran moneter.

Secara domestik, kata Ibrahim, fundamental ekonomi nasional relatif kuat. Unsur-unsur itu di antaranya pertumbuhan ekonomi yang sehat, inflasi yang rendah serta imbal hasil dari instrumen investasi yang tinggi.

"Hal ini dapat dilihat dari nilai tukar rupiah yang tak terkontraksi terlalu dalam dan kembali menguat setelah sentimen global mulai mereda,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, pada Senin (26/8/2024). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper