Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan emas Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menilai reli harga emas bakal mengerek kinerja produksi sampai akhir 2024. Sejumlah ekspansi pun dipacu menyusul momentum harga saat ini.
Direktur & Chief Investor Relations Officer BRMS, Herwin Hidayat mengatakan torehan produksi sepanjang paruh pertama 2024 telah melampui produksi sepanjang 2023.
Sampai paruh pertama 2024, BRMS memproduksi 26.744 troy ons atau 832 kilogram emas, meningkat 251% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar 7.611 troy ons atau 236 kilogram.
Herwin berpendapat dengan volume produksi yang tinggi dibarengi dengan reli harga emas bakal memompa tren kinerja perseroan tahun ini.
“Nilai pendapatan perusahaan di 2024 akan jauh lebih baik dari pendapatan di 2023, hal ini karena didukung kenaikan harga emas dan kenaikan produksi,” kata Herwin saat dihubungi, Senin (26/8/2024).
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024 yang dipublikasikan Senin (29/7/2024), Bumi Resources Minerals membukukan pendapatan US$61,26 juta per akhir Juni 2024. Realisasi itu naik 286,99% dari US$15,83 juta periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Kontributor terbesar penjualan emas BRMS berasal dari PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) untuk periode Januari 2024 hingga Juni 2024.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur perhiasan dan emas batangan itu menyumbang US$41,60 juta semester I/2024.
Adapun, HRTA tercatat belum berkontribusi terhadap penjualan emas BRMS untuk periode semester I/2023.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, laba bruto BRMS ikut melesat 243,60% secara tahunan menjadi US$30,58 juta.
Setelah dikurangi beban usaha US$14,36 juta, emiten emas Bakrie-Salim itu membukukan laba usaha US$16,21 juta atau mencerminkan kenaikan 223,55% year-on-year (yoy).
Dengan demikian, BRMS membukukan laba bersih US$8,95 juta pada semester I/2024. Pencapaian itu tumbuh 60,97% dari US$5,56 juta per akhir Juni 2023.
Herwin mengatakan perseroan bakal berfokus untuk menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas yang ke-3 dengan metode heap leaching di Palu, akhir tahun ini.
“Dan menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Gorontalo termasuk pembangunan akses jalan dan fasilitas pendukung tambang lainnya sebelum Juni 2026,” kata dia.
Seperti diketahui, tren pergerakan harga emas yang memecahkan rekor baru pada pekan ini menjadi katalis yang mendorong kinerja mayoritas saham emiten yang memiliki lini bisnis pertambangan dan pengolahan emas melaju di zona hijau.
Harga emas digadang-gadang akan terus melanjutkan kenaikan setidaknya hingga pertengahan 2025.
Terakhir, harga emas di pasar spot memecahkan rekor baru dengan menyentuh US$2.522,72 per troy ounce. Rapor itu sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Berdasarkan data Bloomberg, emas spot bertengger di level US$2.512,59 per troy ounce pada perdagangan Jumat (23/8/2024).
Deretan perbankan investasi raksasa dunia memprediksi harga emas akan mampu menyentuh level US$2.700 per troy ounce pada 2025.
“Pergerakan harga emas menuju US$2.700 per troy ounce sekitar pertengahan 2025,” ujar Commodities Strategist UBS Global Wealth Management Wayne Gordon dilansir dari Bloomberg, Rabu (21/8/2024).