Bisnis.com, JAKARTA - PT Bundamedik Tbk. (BMHS) menyatakan telah bekerja sama dengan asuransi untuk menghadapi inflasi medis.
Chief Financial Officer PT Bundamedik Tbk. Cuncun Wijaya mengatakan bahwa dari pihak asuransi cenderung melihat adanya inflasi medis sebesar 20-30%, jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Nah, yang kita lakukan adalah kita bersama-sama dengan pihak asuransi, menentukan clinical pathway yang telah disepakati antara kami sebagai penyelenggara kesehatan dengan [pihak] asuransi," katanya, saat Public Expose, pada Senin (26/8/2024).
Dia mengatakan bahwa untuk menghadapi inflasi medis, prosesnya tetap berlangsung, dan semuanya sudah mengarah ke sana, sehingga bisa melewatinya dengan baik.
"Mungkin saya tidak terlibat [dengan] baik, awal tahun sudah ada dan sudah selesai, kita menyelesaikan yang diminta, dan kita sudah melakukan apa yang menjadi kesepakatan kedua belah pihak," ujarnya.
Menurutnya, untuk menangani inflasi medis ini memang kecenderungannya itu ada tindak kesepakatan, cara untuk menangani suatu penyakit atas klaim yang diberikan oleh rumah sakit.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa klaim atau cara untuk melayani kesehatan kepada pasien itu yang diatur oleh kedua belah pihak.
"Pemberian obatnya, terus jasa dokternya, baik pun lab-labnya apa saja, itu kita sudah lakukan. Dan itulah cara kita bersama-sama dengan asuransi untuk menjaga inflasi medis yang terjadi," ucapnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa apabila terjadi inflasi medis, sinergi yang dilakukan dengan asuransi ini berbeda dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.
Dia menjelaskan, untuk BPJS itu yang menanggung adalah rumah sakit, tetapi kalau asuransi, dua belah pihak harus sama-sama menjaga.
Untuk diketahui, BMHS membukukan laba bersih semester I/2024, sebesar Rp18,6 miliar, meningkat sebesar 199% dari periode yang sama pada 2023.