Bisnis.com, JAKARTA — Tiga emiten BUMN yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengungkapkan komitmen terkait dividen tahun buku 2024.
Berdasarkan Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pendapatan pos kekayaan negara dipisahkan yang berasal dari dividen perusahaan pelat merah ditaksir mencapai Rp86 triliun.
Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan target tahun ini yang mematok dividen BUMN sebesar Rp85,84 triliun. Kementerian Keuangan melaporkan total setoran dividen BUMN, yang berasal dari laba bersih 2023, sudah mencapai Rp60,1 triliun pada semester I/2024.
Terkait dengan dividen tahun buku 2024, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin tidak menjelaskan secara rinci karena kebijakan terkait rasio pembayaran dividen merupakan kewenangan pemegang saham dalam hal ini MIND ID.
“Jadi, nanti kami akan lihat berapa dividend payout ini tergantung dari keputusan pemegang saham dan kami hanya bisa mempersiapkan dana yang dibutuhkan apabila nanti ada keputusan dari pemegang saham,” ujarnya dalam Pubex Live 2024, Selasa (27/8/2024).
Sebagai catatan, pada Juni lalu, PTBA telah membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp4,58 triliun atau setara Rp397,71 per saham. Jumlah tersebut mencerminkan dividend payout ratio 75% dari laba bersih perusahaan.
Baca Juga
Rasio pembayaran dividen itu mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang menetapkan pembagian dividen 100% dari laba bersih tahun buku 2022.
Sementara itu, manajemen Telkom Indonesia berencana menebar dividen dengan rasio di kisaran 70% hingga 80% dari kinerja laba bersih untuk tahun buku 2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TLKM Heri Supriadi menyampaikan bahwa terkait kebijakan dividen, perseroan telah mempertimbangkan kebutuhan ekspansi, investasi, kinerja keuangan, serta aspirasi dari pemegang saham.
Selama 10 tahun terakhir, TLKM menjadi salah satu emiten yang tidak pernah absen membagikan dividen. Selain itu, rasio pembayaran dividen TLKM juga tidak kurang dari 60%.
Pada tahun buku 2023, misalnya, sebaran dividen dari emiten pelat merah ini mencapai 72% dari laba bersih atau mencapai Rp17,68 triliun. Dividen ini setara dengan Rp178,5 per saham.
Telkom Indonesia turut menjadi emiten kedua dengan dividen terbesar ke kas negara sepanjang periode 2014 – 2023. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selama periode tersebut TLKM telah menggelontorkan dividen Rp70,95 triliun.
Di sisi lain, manajemen BBRI berkomitmen memberikan rasio pembayaran dividen secara optimal untuk tahun buku 2024. Menandai posisi emiten perbankan ini sebagai BUMN yang paling royal menyetor dividen ke kas negara.
Berdasarkan laporan BPK yang diolah selama periode 2014 – 2023, BBRI menjadi emiten dengan setoran dividen paling paling jumbo yakni mencapai Rp90,79 triliun.
Setoran dividen BBRI selama 2014 – 2023 berkisar di rentang Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun. Nilai terakhir yang disebutkan berasal dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023.
Sekretaris Perusahaan BBRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan dalam beberapa tahun ke depan perseroan tetap berkomitmen menebar rasio pembayaran dividen secara optimal, dengan mempertimbangkan kondisi permodalan.
“BRI berkomitmen dalam beberapa tahun ke depan dan dengan mempertimbangkan kondisi permodalan yang memadai, BRI akan memberikan dividen dengan payout ratio yang optimal,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Namun, ada beberapa faktor yang menentukan BBRI dalam memutuskan besaran dividen ke pemegang saham, antara lain proyeksi pertumbuhan bisnis hingga rasio kecukupan modal.
“BRI memperhatikan faktor proyeksi pertumbuhan bisnis ke depan, pemenuhan rasio kecukupan modal dan faktor sustainability tingkat imbal hasil atas ekuitas dalam tiga tahun,” kata Hendy.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.