Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rumah sakit PT Bundamedik Tbk. (BMHS) membukukan penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih per September 2023. Manajemen mengklaim penurunan ini terjadi saat normalisasi margin pandemi Covid-19.
Direktur BMHS Nurhadi Yudiyantho menjelaskan sepanjang 2023, EBITDA BMHS menurun karena mengalami normalisasi biaya. Hal tersebut karena adanya dampak pandemi Covid-19 yang sebelumnya menyumbang margin lebih tinggi.
“Sekarang kita sudah tidak pandemi dan kembali ke normalisasi. Lalu yang kedua kita melakukan penguatan untuk proyek kita yang baru,” katanya dalam paparan publik (Public Expose) Live 2023, Senin (27/11/2023).
Penguatan proyek, kata Yudi, membuat biaya yang timbul lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Proyek yang dimaksud dan masih berjalan adalah pengembangan klinik di area Surabaya dan Bali.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan per September 2023, BMHS membukukan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun. Pendapatan ini tergerus 10,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,22 triliun.
Pendapatan BMHS ditopang oleh pendapatan rawat inap sebesar Rp429,45 miliar dengan segmen jasa penunjang medis dan tenaga ahli mendominasi pendapatan rawat inap. Kemudian pendapatan rawat jalan sebesar Rp359,96 miliar sementara itu pendapatan dari fertilisasi in vitro sebesar Rp359,62 miliar dan potongan penjualan tercatat sebesar Rp55,26 miliar.
Baca Juga
Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok juga ikut turun dan tercatat sebesar Rp586,62 miliar. Beban pokok ini turun 10,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp652,47 miliar.
BMHS juga membukukan peningkatan beban usaha menjadi Rp459,20 miliar dan beban keuangan sebesar Rp44,94 miliar.
Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp512,17 miliar turun tipis sebesar 11,10% dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp576,18 miliar. Sementara itu laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk anjlok hingga 91,58% menjadi Rp6,20 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar Rp73,72 miliar.
Adapun liabilitas tercatat sebesar Rp1,22 triliun naik dibandingkan periode yang sama periode akhir tahun lalu sebesar Rp1,13 triliun. Rinciannya adalah liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp583,57 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp636,86 miliar.
Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp1,79 triliun turun dibandingkan periode Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp1,80 triliun. Kemudian total aset tercatat sebesar Rp3,01 triliun.