Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) telah menyiapkan dana Rp325,5 miliar untuk melunasi utang sukuk yang jatuh tempo pada 8 September 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, dana yang berasal dari kas internal itu akan digunakan perseroan untuk melunasi Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A.
“Kami sampaikan bahwa perseroan telah menyediakan dana untuk pelunasan efek,” ujar Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Selasa (20/8/2024).
Menyitir data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A memiliki kupon mengambang atau floating dengan frekuensi pembayaran bunga tiap tiga bulan.
WIKA diketahui menjadi salah satu emiten yang masuk dalam MSCI Small Cap Index pada Agustus 2024. MSCI merupakan singkatan dari Morgan Stanley Capital International, indeks saham yang diluncurkan Morgan Stanley.
Dari sisi kinerja, perseroan telah meraih kontrak baru Rp10,25 triliun hingga akhir Juni lalu. Kontribusi terbesar perolehan ini berasal dari segmen industri, diikuti segmen infrastruktur, gedung, proyek EPC dan properti.
Baca Juga
Adapun, berdasarkan komposisi pemberi kerja, sebagian besar proyek berasal dari sektor BUMN dan pemerintah dengan skema pembayaran monthly progress payment.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan bahwa pihaknya terus berusaha meningkatkan pendapatan, terutama dari sektor-sektor potensial yang menjadi andalan perseroan.
“Dengan kapabilitas dan kualitas pekerjaan kami, juga didukung oleh kepercayaan para stakeholders kami, bisnis WIKA akan terus tumbuh dan berkembang dengan menyasar berbagai proyek-proyek potensial,” tuturnya.
Dari lantai bursa, saham WIKA kini bertengger di level Rp322 per saham per sesi pertama Selasa (20/8). Banderol itu mencerminkan kenaikan 57,91% year-to-date (YtD) dan melonjak 138,52% selama tiga bulan terakhir.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.