Bisnis.com, JAKARTA–Jelang pembacaan Nota Keuangan dan RAPBN 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak volatil dengan menguji level resistance 7.454 pada perdagangan hari ini, Jumat (15/8/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB, IHSG berada pada posisi 7.435,77 atau turun 0,36% pada akhir perdagangan Kamis (15/8/2024). Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak pada rentang 7.435-7.460.
Secara teknikal, Tim Analis MNC Sekuritas menyampaikan IHSG terkoreksi 0,36% ke 7,409 disertai volume penjualan, penguatan IHSG sempat menembus resistance.
Pada label hitam, terlihat kemungkinan IHSG sedang membentuk wave [b] dari wave 2 pada pola running flat. Selanjutnya, IHSG akan terkoreksi ke rentang area 7.027-7.218.
Pada label merah, apabila IHSG mampu break 7.454 kembali, maka IHSG akan menuju ke 7.513-7.654.
“Pada hari ini, IHSG IHSG diperkirakan bergerak pada rentang support 7.126 dan 7.207. Sementara itu, level resistance IHSG ada di level 7.454 dan 7.514,” tulisnya dalam riset, Jumat (16/8/2024).
Baca Juga
Dalam riset terpisah, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG terlihat melalui rentang konsolidasi wajar setelah mencatatkan rekor ATH secara intraday.
Namun, IHSG terlihat masih belum mampu menutup perdagangan dengan rekor terbarunya, sedangkan potensi risiko terhadap terjadinya koreksi jangka pendek tetap perlu diwaspadai.
Menurutnya, masih terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah dan juga harga komoditas turut memberikan sentimen tersendiri bagi pergerakan IHSG.
“Akan tetapi, capital inflow yang tercatat masuk ke dalam pasar modal Indonesia masih menjadi salah satu faktor penunjang kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang,” ujarnya.
Pada perdagangan Rabu (14/8/2024), IHSG dinilai akan bergerak pada rentang pergerakan harian 7.256-7.489.
Yugen Bertumbuh Sekuritas menyarankan investor untuk mencermati saham BBCA, BBRI, TLKM, GGRM, SMRA, dan ASRI pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, MNC Sekuritas memberikan rekomendasi agar investor mempertimbangkan opsi buy on weakness untuk saham INCO dan JPFA, serta speculative buy untuk saham SMDR.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
----------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.