Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Lincah Emiten Properti PWON, CTRA, DILD di IKN Nusantara

Tiga emiten properti, PWON, CTRA, dan DILD beradu lincah untuk mengembangkan proyek di IKN Nusantara. Siapa yang progresnya paling cepat?
Dionisio Damara Tonce, Nyoman Ary Wahyudi
Kamis, 15 Agustus 2024 | 06:00
Wilayah Istana Presiden di IKN/Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Wilayah Istana Presiden di IKN/Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Hiruk pikuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur turut menjadi ceruk bisnis yang dilirik oleh emiten-emiten properti. Dana investasi hingga triliunan rupiah siap dikucurkan untuk mengakselerasi proyek properti di IKN. 

Adalah PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT Intiland Development Tbk. (DILD) yang tengah memacu rencana investasi di IKN. 

Kepada Bisnis, Director of Business Development Pakuwon Group Ivy Wong mengatakan saat ini perseroan tengah mempersiapakan lahan serta lelang untuk bisa segera mengesekusi proyek di IKN. 

“Kami lagi persiapkan lahan dan tender, rencana akan selesai dalam 2 tahun,” kata Ivy, Selasa (13/8/2024).

Secara keseluruhan, nilai investasi yang disuntikkan PWON untuk membangun superblok di IKN sebelumnya dilaporkan mencapai Rp5 triliun. Namun, guyuran anggaran tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Hal itu dilakukan seraya perseroan menunggu pembangunan dan populasi di IKN untuk dapat tumbuh terlebih dahulu. Ivy mengatakan pihaknya bakal mengalokasikan dana sekitar Rp615 miliar untuk proyek tahap I.

“Seluruh tahap proyek Rp5 triliun, semua pakai internal cash,” tuturnya.

Sedikit memberikan bocoran, Ivy menuturkan pada tahap awal Pakuwon bakal membangun hotel dengan total 295 kamar. PWON juga merencanakan pembangunan superblok yang terdiri atas pusat perbelanjaan, kondominium, dan tiga hotel.

Konsesi yang dimiliki PWON mencakup 7,2 hektare (ha), berlokasi di Kawasan Sumbu Kebangsaan dan tepat di depan tugu ‘Titik Nol’.

Dengan menggandeng Grup Marriott International, proyek Pakuwon Nusantara akan dibangun Hotel Four Points by Sheraton. Disusul dengan pembangunan pusat perbelanjaan, Hotel Tribute Portfolio by Marriott, Hotel Westin, dan ballroom.

Ciputra Rampungkan Studi Kelayakan

Terpisah, Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi buka suara terkait dengan perkembangan proyek perseroan di IKN. 

Harun mengatakan studi kelayakan atau feasibility study (FS) proyek 10 rumah susun (rusun) di IKN sudah rampung. Saat ini, dokumen kelayakan itu sedang dikaji Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

CTRA, kata Harun, selanjutnya bisa ditunjuk sebagai pemrakarsa proyek setelah studi kelayakan itu disetujui OIKN.

Harun menambahkan persiapan peletakan batu pertama atau groundbreaking bisa digelar dalam waktu dekat setelah penetapan lelang.

“Sekarang adalah tahap kurasi arsitektur, sudah dua kali, mestinya sudah hampir selesai,” kata Harun saat dihubungi Bisnis, Selasa (13/8/2024).

Dia berharap groundbreaking proyek itu bisa dikerjakan dalam waktu dekat seiring dengan proses kajian yang saat ini masih berjalan.

Rencananya, CTRA bakal membangun 10 tower rusun di IKN lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi mencapai Rp3,5 triliun.

Selain itu, CTRA masih menunggu pembangunan IKN pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang tengah dikerjakan. Pasalnya, proyek CTRA di IKN dilaporkan berada di ring 2 atau di luar KIPP.

Adapun, proyek yang bakal dibangun CTRA di IKN tersebut berupa kawasan terpadu terintegrasi dengan konsep MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition).

Sebelumnya, Ciputra merencanakan pengembangan awal kawasan terpadu di IKN mulanya akan dilakukan di atas lahan seluas 300 ha. Namun, pada tahap pertama pihaknya menetapkan akan fokus menggarap 150 ha.

Rencananya, konstruksi proyek tersebut bakal dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar dalam waktu pengembangan 1-2 tahun.

Sementara itu, pembangunan hotel, residensial dan fasilitas lainnya diharapkan dapat selesai dalam kurun waktu 3 tahun setelah pengembangan infrastruktur dasar lengkap.

Groundbreaking 3 Proyek Intiland

Progres yang lebih signifikan sudah direalisasikan oleh properti jagoan Lo Kheng Hong, PT Intiland Development Tbk. (DILD). Pada Senin (12/8/2024), Intiland sudah melaksanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking tiga proyek investasi di IKN.

Lebih terperinci, tiga proyek unggulan yang akan dibangun tersebut di antaranya yakni Grand Whiz Nusantara yang merupakan pengembangan kawasan mixed-use di lahan seluas 0,72 ha dengan fasilitas hotel, serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan food and beverage. 

Kedua, pembangunan Nusantara Quarter, Transit-Oriented Development (TOD) di lahan seluas 6,7 ha yang bakal mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersil dengan akses transportasi publik.  

Ketiga, pembangunan Royale Nusantara Golf Resort & Residence, kawasan hunian dengan lapangan golf internasional seluas 200 ha yang menawarkan hunian eksklusif dengan akses terpadu ke transportasi publik dan area hijau. 

Adu Lincah Emiten Properti PWON, CTRA, DILD di IKN Nusantara

Theresia Rustandi, Presiden Direktur PT Inti Kolaborasi Nusantara selaku entitas yang mempersiapkan proyek Intiland di IKN, menjelaskan pengembangan tiga proyek perseroan akan dilakukan melalui entitas anak yaitu PT Adiwarna Harapan Nusantara.

Di samping itu, perseroan turut menjalin sinergi dengan pengembang properti PT Abdael Nusa dan CAMC Engineering Co, Ltd., perusahaan internasional asal China yang berkecimpung di bidang konstruksi, teknik, serta manajemen proyek.

Untuk mengembangkan ketiga proyek di IKN Nusantara, Theresia menyampaikan bahwa perusahaan bakal merogoh kocek Rp3,8 triliun sebagai modal investasi.

“Kalau Intiland saja, kurang lebih Rp3,8 triliun untuk tiga proyek yang akan kami kembangkan,” ujar Theresia yang juga menjabat Sekretaris Perusahaan DILD, Senin (12/8/2024).

Menurutnya, Intiland akan membangun Grand Whiz Nusantara lebih dulu karena proyek itu dibutuhkan paling cepat. Selain itu, Theresia juga menyebut proyek TOD juga dibutuhkan dengan cepat dan animo investor untuk membeli rumah di kavling golf juga cukup tinggi.

Dia menuturkan perseroan saat ini masih dalam tahap perencanaan untuk pembangunan tiga proyek tersebut. Diharapkan realisasinya dapat berjalan paling lambat 2 tahun mendatang.

Langkah tiga emiten properti itu melebarkan sayap bisnis ke IKN turut menjadi sorotan pelaku pasar. Sejumlah sekuritas menilai positif prospek dari emiten-emiten properti yang telah berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara. 

Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan sejumlah emiten itu berpotensi mengalami pertumbuhan kinerja lewat tambahan kontrak baru sekaligus marketing sales dari proyek IKN yang belakangan berjalan progresif tersebut. 

“Jadi ini otomatis tentunya menjadi sentimen positif yang muncul,” kata Nafan saat dihubungi Bisnis, Selasa (13/8/2024). 

Selain itu, kata Nafan, sinyal Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebibajakan moneternya pada akhir 2024 bakal menjadi katalis baru bagi emiten properti nantinya. 

“Dengan adanya tren penurunan suku bunga, akan ada peningkatan di Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) untuk sektor properti,” katanya.

Mirae Asset menyematkan rekomendasi add untuk saham PWON dengan target harga pertama Rp460 per saham dan target harga kedua Rp510 per saham. Adapun, level support untuk PWON masing-masing berada di level Rp430 per saham dan Rp422 per saham.

Sementara itu, Mirae Asset merekomendasikan buy on weakness untuk saham CTRA dengan target harga pertama di level Rp1.255 per saham, target harga kedua Rp1.400 per saham dan target harga ketiga Rp1.460 per saham. 

Adapun, level support diperkirakan berada di angka Rp1.190 per saham dan Rp1.160 per saham. 

Di sisi lain, Mirae Asset merekomendasikan hold untuk saham DILD. Rekomendasi diberikan dengan target harga Rp192 per saham. 

Setali tiga uang, Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI) turut menilai positif prospek keuangan serta kinerja emiten properti yang telah berinvestasi di IKN. Kendati, pertumbuhan itu baru keliatan signifikan pada jangka panjang. 

“Untuk kinerja pergerakan sahamnya kami menilai investor dapat merespon positif sehingga adanya pertumbuhan harga sahamnya tetapi perlu dilihat juga bagaimana strategi emiten dalam mencapai tujuannya tersebut,” kata Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda saat dihubungi Bisnis.

Kiwoom menyematkan rekomendasi buy untuk DILD dengan target harga Rp190 per saham, buy untuk CTRA dengan target harga Rp1.365 per saham, dan buy untuk PWON dengan target harga Rp480 per saham.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper