Bisnis.com, JAKARTA - Nilai aset atau harga Bitcoin sempat ambrol imbas penjualan global pada Senin (6/8/2024). Namun, potensi pergerakan harganya diramal masih positif dengan performa yang membaik ke depan.
Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan optimisme para penambang Bitcoin (miner) masih terbilang relatif tinggi. Menurutnya, yang terjadi saat ini hanya sedikit penurunan hash rate atau laju hash, yang merupakan fluktuasi normal dan tidak mensinyalir akan adanya aksi pemberhentian operasi penambangan oleh para miner.
“Hal ini berbeda dengan penurunan hash rate yang cukup signifikan pada 23 Juni lalu yang kemudian diikuti penurunan harga lanjutan Bitcoin dari level US$64.000 ke US$59.000 pada 25 Juni dan US$54.000 pada 5 Juli. Dengan optimisme tersebut, membaiknya performa Bitcoin masih terbuka,” katanya, Rabu (7/8/2024).
Dia mengatakan dengan tren bullish atau naik yang saat ini terlihat, masih mampu bertahan terlepas dari tekanan jual yang ada di pasar.
Menurutnya, periode Agustus-September mungkin akan menjadi momentum akumulasi oleh sebagian investor untuk bersiap menghadapi reli utama pada fase bullish kripto yang berpotensi terjadi pascaperubahan arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Namun, perlu dicatat bahwa apabila suku bunga diturunkan disaat inflasi AS masih belum cukup berhasil ditekan, terdapat kemungkinan kembali ditahannya suku bunga khususnya apabila inflasi kembali naik. Terjadinya hal itu mungkin akan menghambat reli yang akan berlangsung,” ucapnya.
Baca Juga
Adapun, di tengah kondisi pasar saat ini, dia terus mengimbau investor untuk mengambil keputusan dengan cermat dan tidak tergesa-gesa.
“Investor bisa memantau pergerakan pasar dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti dan sudah mencakup analisis pasarnya. Sebab, banyaknya faktor seringkali menghambat investor menyimpulkan situasi yang terjadi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti, juga dapat memudahkan investor dalam mengambil keputusan.
Selain itu, dia menuturkan bahwa investor juga bisa melakukan menabung rutin dan memantau kondisi pasar secara reguler. Seperti diketahui, pasar kripto mengalami penurunan harga yang cukup signifikan dalam satu pekan terakhir.
Penurunan yang terjadi disinyalir merupakan akibat dari beberapa faktor di antaranya seperti kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS) pasca rilis data sektor ketenagakerjaan pekan lalu.
Melansir Coinmarketcap, Bitcoin merosot lebih dari 15% dan menyentuh level US$49.700 dari level US$59.500, dan Ethereum terkoreksi lebih dalam ke level US$2.200 dari US$2.760, pada Senin (5/8/2024).
Sementara itu, recovery atau perbaikan mulai terlihat dengan Bitcoin kembali ke level US$55.800 dan Ethereum ke US$2.500, pada Selasa (6/8/2024).