Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.212,13 pada perdagangan hari ini, Rabu (7/8/2024). Deretan saham dari sektor perbankan, seperti BBRI, BMRI, dan BBCA mencatatkan nilai transaksi terbesar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan penguatan sebesar 1,16% atau 82,91 poin ke level 7.212,13.
Pada perdagangan hari ini, IHSG dibuka stagnan pada posisi 7.129,21 dan sempat menyentuh ke level terendah ke level 7.147,29. Sementara, level tertinggi sepanjang hari ini berada di level 7.246,25.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp7,95 triliun, dengan volume saham mencapai 13,96 miliar lembar saham. Adapun, transaksi ditutup dengan frekuensi 910.400 kali.
Pada perdagangan hari ini, terdapat sejumlah emiten paling banyak ditransaksikan. BBRI mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp582,4 miliar. Kemudian, BMRI mencatatkan nilai transaksi Rp569,6 miliar.
Lalu, BBCA ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp526,5 miliar. Selain itu, ada AMMN yang ditransaksikan dengan nilai Rp469 miliar.
Baca Juga
Terdapat sejumlah emiten yang mencatatkan kinerja moncer pada perdagangan hari ini. DIVA mencatatkan penguatan 34,69% ke level Rp132. Lalu, KOBX mencatatkan penguatan 34,45% ke level Rp160.
Kemudian, JMAS mencatatkan penguatan harga saham 33,33% ke level Rp76. Selain itu, COCO mencatatkan penguatan harga saham 26,97% ke level Rp113.
Selain itu, terdapat sejumlah emiten yang mencatatkan kinerja saham jeblok pada perdagangan hari ini. Harga saham PPRI ditutup anjlok 12,32% ke level Rp121. Harga saham KARW jeblok 9,74% ke level Rp1.205.
Selain itu, harga saham EURO ditutup ambrol 7,69% ke level Rp192. Lalu, SURI ditutup jeblok 5,41% ke level Rp105.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan sentimen IHSG pada perdagangan hari ini tertuju pada data-data ekonomi penting. China misalnya diperkirakan kembali catat surplus neraca perdagangan, seiring dengan perbaikan pertumbuhan nilai ekspor dan impor pada Juli 2024.
Kemudian, Jepang dijadwalkan merilis data Coincidence dan Leading Economic Index di Juni 2024, yang sayangnya diperkirakan turun dari kondisi Mei 2024. Di sisi lain, pasar mulai mencerna data-data ekonomi, khususnya sektor tenaga kerja di AS dengan rasional.
Sementara itu, dari dalam negeri, pasar mengantisipasi rilis cadangan devisa per 31 Juli 2024. Cadangan devisa diperkirakan mengalami penurunan sejalan dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Juli 2024.