Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Salim sekaligus produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) menyepakati pembelian kembali atau buyback saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Hasilnya, pemegang saham menyetujui perseroan untuk melaksanakan buyback saham sebanyaknya-banyaknya 88 juta saham dengan harga maksimum Rp1.700 per saham.
“Shares Buyback rencananya akan menggunakan sumber dana internal perseroan,” tulis keterangan resmi manajemen ROTI dalam keterbukaan informasi, Selasa (6/8/2024).
Mengacu laporan keuangan perseroan per akhir Juni 2024, perolehan kas neto dari aktivitas operasi ROTI mencapai Rp214,1 miliar. Jumlah itu telah melampaui kebutuhan alokasi dana buyback saham yang ditaksir mencapai Rp149,6 miliar.
“Pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan diharapkan juga memberikan fleksibilitas pengelolaan modal jangka panjang melalui penjualan saham hasil buyback dengan nilai yang optimal di masa yang akan datang,” tulis manajemen ROTI.
Sepanjang semester I/2024, ROTI mencatatkan kinerja penjualan sebesar Rp1,92 triliun atau meningkat 5,5% year-on-year (YoY). Penjualan dari wilayah tengah menjadi kontributor terbesar bisnis perseroan dengan nilai mencapai Rp1,01 triliun.
Baca Juga
Adapun kinerja penjualan di wilayah barat dan timur berkontribusi Rp909 miliar, tumbuh 12,2% secara tahunan. Hal ini sejalan dengan strategi ekspansi bisnis ROTI melalui pembangunan sejumlah pabrik, antara lain di Batam, Gresik, Balikpapan, dan Banjarmasin.
Manajemen ROTI menyatakan kenaikan penjualan juga didukung oleh perluasan distribusi pada kanal modern dan tradisional, melalui penambahan titik penjualan menjadi lebih dari 93.000 titik yang terbesar di seluruh Indonesia.
“Untuk memenuhi permintaan produk-produk roti dan kue yang terus bertambah, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi dengan menyelesaikan pembangunan pabrik ke-15 di Pekanbaru yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2024,” ungkap manajemen.
Seiring dengan meningkatnya penjualan, ROTI mengakumulasikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp145 miliar pada semester I/2024. Jumlah ini mengembang 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.