Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Parade Kinerja Keuangan Emiten Grup Salim Konsumer hingga CPO Semester I/2024, Cek Saham Pilihan

Analis melihat terdapat dua saham yang menarik untuk dicermati dari Grup Salim yang telah merilis laporan kinerja semester I/2024.
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Anthoni Salim kepada awak media seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa (LB)  di Jakarta. Bisnis
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Anthoni Salim kepada awak media seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa (LB) di Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Deretan emiten yang berada di bawah Grup Salim telah merilis kinerja untuk paruh pertama 2024. Lalu, saham mana saja yang menjadi pilihan di grup ini?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, sektor konsumer di tahun ini secara sentimen mendapatkan angin yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sektor komoditas. 

"Apalagi, sektor konsumer mendapatkan sentimen positif akibat adanya Pemilu, dan Pilkada nantinya," ujarnya, Kamis (1/8/2024).

Sejalan dengan itu, lanjutnya, investor disarankan untuk mencermati saham-saham konsumer, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dalam Grup Salim. 

Nico memberikan target harga sebesar Rp13.100 untuk saham ICBP dan sebesar Rp7.600 untuk saham INDF. 

Di sisi lain, untuk saham komoditas Grup Salim seperti PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), Nico menuturkan SIMP masih mencatatkan kinerja yang positif meskipun penjualannya turun 7% secara year on year atau tahunan. Nico juga mencermati laba bersih SIMP naik 123% yoy menjadi Rp1,22 triliun di semester I/2024.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat hasil kinerja dua emiten CPO Grup Salim SIMP dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) atau Lonsum tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO. Selain itu, lanjutnya, permintaan harga minyak goreng juga masih relatif stabil sejauh ini. 

"Kalau harga CPO naik, kemudian mungkin saja ada gangguan cuaca La Nina misalnya, itu juga terus mempengaruhi keterbatasan suplai CPO sehingga memicu kenaikan harga CPO," ujarnya.

Senada dengan Nico, untuk emiten di Grup Salim, Nafan memberikan rekomendasi buy untuk ICBP, dengan target harga Rp11.600-Rp12.550 per saham. Support untuk ICBP menurutnya berada pada Rp10.950-Rp10.650 per saham.

Nafan juga memberikan rekomendasi accumulative buy untuk INDF dengan target harga pada level Rp6.375-Rp6.500. Support terdekat untuk saham INDF adalah Rp6.050 per saham.

Sebagai informasi, produsen Indomie ICBP membukukan penjualan bersih secara konsolidasi sebesar Rp36,96 triliun pada semester I/2024. Jumlah tersebut meningkat sebesar 7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp34,48 triliun. 

Akan tetapi, laba bersih ICBP turun menjadi Rp3,53 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu turun dari Rp5,72 triliun periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, Indofood Sukses Makmur membukukan penjualan bersih Rp57,30 triliun pada semester I/2024. Realisasi tersebut naik 2% secara tahunan dari Rp56,09 triliun per akhir Juni 2023.

Sama seperti ICBP, INDF membukukan penurunan laba bersih menjadi Rp3,85 triliun pada semester I/2024. Rapor itu turun dari Rp5,56 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.

Sementara itu, emiten CPO Grup Salim LSIP atau Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp1,8 triliun, turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Akan tetapi, laba bersih LSIP meningkat hingga 259% year on year menjadi Rp598 miliar dari Rp166,5 miliar.

Sama halnya dengan LSIP, produsen Minyak Goreng Bimoli SIMP mencatatkan penurunan penjualan 7% menjadi Rp7,05 triliun di semester I/2024. Kendati demikian, laba bersih SIMP naik hingga 312% menjadi Rp529 miliar pada enam bulan pertama 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper