Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Tower Bersama (TBIG) Naik 6% jadi Rp730,7 Miliar Semester I/2024

Emiten menara Grup Saratoga, Tower Bersama Infrastruktur (TBIG) mencetak laba bersih Rp730,7 miliar sepanjang semester I/2024.
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) Herman Setya Budi dan Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Public Expose TBIG di Jakarta, Kamis (30/5/2024). /JIBI-Annisa Kurniasari Saumi.
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) Herman Setya Budi dan Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Public Expose TBIG di Jakarta, Kamis (30/5/2024). /JIBI-Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten menara Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mengantongi laba bersih sebesar Rp730,79 miliar sepanjang semester I/2024 sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Kamis (1/8/2024), TBIG mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,41 triliun. Pendapatan ini meningkat 4,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,27 triliun. 

Pendapatan TBIG disumbang dari pelanggan pihak ketiga seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp603,4 miliar, PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel sebesar Rp297,8 miliar, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar Rp209,02 miliar, dan PT Smart Telecom sebesar Rp147,7 miliar. 

TBIG juga mencatatkan EBITDA Rp2,93 triliun untuk periode 6 bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024. Adapun, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TBIG meningkat 6,09% year-on-year (YoY) menjadi Rp730,79 miliar dari Rp688,79 miliar pada semester I/2023.

Hardi Wijaya Liong, CEO Tower Bersama Infrastructure, menuturkan perseroan memiliki 42.177 penyewaan dan 23.327 sites telekomunikasi per 30 Juni 2024. Sites telekomunikasi milik TBIG terdiri dari 23.211 menara telekomunikasi dan 116 jaringan DAS. 

Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.061, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG menjadi 1,81 kali.

“Kami memprioritaskan eksekusi pesanan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan telekomunikasi kami. Untuk semester pertama, kami menambahkan 1.325 penyewaan kotor yang terdiri dari 902 sites telekomunikasi dan 423 kolokasi,” katanya dalam keterangan resminya, Kamis (1/8/2024).

Manajemen TBIG juga menjelaskan per 30 Juni 2024, total pinjaman kotor (gross debt) TBIG sebesar Rp27,95 triliun. Nilai itu turut memperhitungkan bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp775 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp27,18 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal II/2024 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6 kali

"Kami terus memperdalam hubungan kami dengan bank dalam mata uang rupiah dan pasar obligasi, dengan 44% dari total pinjaman kami berbentuk pinjaman dalam mata uang rupiah," kata CFO TBIG Helmy Yusman Santoso. 

Helmy melanjutkan pada akhir kuartal II/2024, TBIG memiliki posisi likuiditas yang kuat dengan fasilitas pinjaman yang belum ditarik sebesar lebih dari Rp10 triliun, baik dalam mata uang rupiah maupun dolar AS. 

"Likuiditas ini, ditambah dengan arus kas yang kuat dan sumber pendanaan yang terdiversifikasi, menempatkan TBIG dengan keyakinan dalam mengelola utang yang akan jatuh tempo,” ucap Helmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper