Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perkasa ke Rp16.281 saat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga

Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.281 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (29/7/2024).
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.281 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (29/7/2024). Ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga The Fed pada September mendatang menjadi semakin besar.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan naik 0,12% atau 20 poin ke posisi Rp16.281 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,19% ke level 104,260. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,03%, dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak turun 0,03% dan 0,07%. 

Kemudian won Korea melemah 0,05%, peso Filipina melemah 0,25%, yuan China turun 0,10%, rupee India melemah 0,01% dan baht Thailand turun 0,02%. Sementara mata uang yang naik hanya ringgit Malaysia sebesar 0,39%. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan meningkatnya spekulasi atas pemotongan suku bunga, menyusul beberapa tanda menggembirakan dari data indeks harga PCE minggu lalu, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Fed. Kondisi tersebut menjadi perhatian pasar pada pekan ini.

Sementara bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sinyal apa pun mengenai rencananya untuk memangkas suku bunga akan diawasi dengan ketat. Menurut CME Fedwatch, para pedagang hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan 25 basis poin pada bulan September.

Selain itu, kekhawatiran akan melambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok, menyusul serangkaian pembacaan yang lemah sepanjang Juli, memicu aksi jual yang berkepanjangan di pasar Tiongkok. Ketidakpastian politik AS juga membebani pasar Tiongkok, terutama dengan investor yang tidak yakin tentang bagaimana pemerintahan AS berikutnya akan memperlakukan Beijing.

“Fokus minggu ini adalah pada data indeks manajer pembelian utama dari negara tersebut untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai aktivitas bisnis,” kata Ibrahim. 

Sementara itu dari internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2024 diperkirakan hanya akan bergerak stabil di level 5,1%. Adapun pada kuartal I 2024 ekonomi RI tumbuh 5,11%. Ekspansi fiskal yang kuat, pembelanjaan terkait pemilu, dan investasi kemungkinan besar akan menjaga pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di atas 5,% tahun ini.

Momentum yang mendorong perekonomian RI akan sedikit berkurang di semester II/2024. Hal ini dikarenakan adanya rebound pada daya beli konsumen dan memudarnya dampak belanja pemilu. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9% yoy pada kuartal pertama, atau masih di bawah rata-rata periode sebelum COVID-19, yakni sebesar 5%. 

Oleh karena itu, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan besok, Selasa (30/7/2024) rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.270 - Rp16.340 per dolar AS. 

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper