Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN produsen baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) membukukan rugi bersih US$64,15 juta pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat (26/7/2024), kerugian yang dibukukan oleh Krakatau Steel (KS) bertambah dibandingkan dengan semester I/2023. Pasalnya, emiten berkode saham KRAS itu membukukan rugi bersih US$36,88 juta per akhir Juni 2023.
Posisi rugi bersih Krakatau Steel sejalan dengan pendapatan yang turun secara tahunan pada semester I/2024. Tercatat, top line perseroan menyusut dari US$984,63 juta per akhir Juni 2023 menjadi US$444,67 juta untuk periode Januari 2024 hingga Juni 2024.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok Krakatau Steel turun dari US$906,57 juta pada semester I/2023 menjadi US$396,44 juta per akhir Juni 2024.
Selain itu, Krakatau Steel sejatinya mampu membukukan pendapatan operasi lainnya bersih senilai US$3,30 juta pada semester I/2024. Posisi itu berbalik dari beban operasi US$2,43 juta periode yang sama tahun lalu.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Kementerian BUMN menargetkan restrukturisasi Krakatau Steel dapat rampung pada kuartal III/2024.
Baca Juga
Bisnis mencatat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mencatatkan rugi US$130,21 juta atau setara Rp2,01 triliun pada akhir 2023 lalu. Padahal pada tahun 2022, KRAS masih membukukan laba US$19,47 juta atau setara Rp300,65 miliar.
Manajemen Krakatau Steel sebelumnya mengungkapkan perseroan masih mengalami sejumlah tekanan, mulai dari pasar baja internasional yang melemah hingga turunnya permintaan.
Dalam saat bersamaan, kinerja perseroan juga terpukul karena fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 (HSM 1) masih mengalami kendala. Sebagaimana diketahui, HSM1 mengalami kerusakan pada switch house finishing akibatnya fasilitas perusahaan ini berhenti beroperasi.
Kendati demikian, Krakatau Steel telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengurangi tekanan tersebut. KRAS mengoptimalkan subholding yang ada di Krakatau Steel sampai dengan mengoptimalkan proyek di IKN Nusantara.
Selain itu, KRAS menyatakan akan mengoptimalkan kinerja dari subholding seperti PT Krakatau Sarana Infrastruktur.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.