Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mansek & Indo Premier Pangkas Rekomendasi Saham Unilever (UNVR)

Giliran Mandiri Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas yang merevisi turun rekomendasi saham Unilever (UNVR).
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Mandiri Sekuritas (Mansek) dan Indo Premier Sekuritas baru saja merevisi turun peringkat rekomendasi saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

Gelombang revisi peringkat rekomendasi saham UNVR berlanjut pada periode berjalan Juli 2024. Teranyar, keputusan itu diambil oleh Mandiri Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas.

Berdasarkan data Bloomberg Kamis (25/7/2024), Mandiri Sekuritas dan Indo Premier Sekuritas baru saja merevisi turun peringkat saham UNVR pada Rabu (24/7/2024) atau bersamaan dengan rilis laporan keuangan Unilever Indonesia periode semester I/2024.

Mandiri Sekuritas menurunkan peringkat rekomendasi saham UNVR menjadi netral dengan target harga Rp2.750. Kemudian, Indo Premier Sekuritas merevisi pandangan menjadi hold dengan target harga Rp2.800.

Terkini, mayoritas atau sebanyak 23 dari 32 sekuritas yang mengulas saham UNVR menyematkan rekomendasi hold. Sisanya, sebanyak dua sekuritas beli dan tujuh sekuritas jual.

Adapun, target harga saham UNVR menurut konsensus berada di Rp2.788,08 dalam 12 bulan ke depan. Dengan demikian, masih terdapat potensi return 12,9% dari Rp2.470.

Dalam catatan Bisnis, sebelumnya sudah ada tiga sekuritas yang merevisi peringkat rekomendasi saham UNVR pada periode berjalan Juli 2024.

Pertama, Mirae merevisi turun peringkat saham UNVR menjadi hold dengan target harga Rp3.100 pada 15 Juli 2024.

Kedua, OCBC Sekuritas merevisi peringkat saham UNVR menjadi hold dengan target harga Rp2.980 pada 11 Juli 2024.

Ketiga, RHB Research merevisi turun peringkat saham UNVR menjadi neutral dengan target harga Rp3.200 pada 5 Juli 2024.

Berdasarkan laporan keuangannya, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun. 

Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar  Rp6,76 triliun. 

UNVR mencatatkan pos harga pokok penjualan yang turun 5,89% menjadi Rp9,57 triliun, dari sebelumnya Rp10,17 miliar. UNVR menjelaskan beberapa komponen harga pokok penjualan ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, penyusutan aset, biaya produksi, dan lain-lain.

UNVR mencatatkan laba bruto sebesar Rp9,46 triliun. Laba bruto ini menyusut 6,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun.

Alhasil, UNVR mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Apabila dilihat sejak 10 tahun ke belakang, capaian laba bersih di semester I/2024 ini merupakan capaian laba bersih terendah UNVR selama 10 tahun. 

Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap mengatakan perseroan menangani beberapa tantangan jangka pendek sambil terus mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan perseroan pada semester I/2024. Pihaknya memprediksi sentimen negatif konsumen masih akan berlanjut di paruh kedua 2024. 

"Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas,” ujarnya dalam paparannya, Rabu (24/7/2024). 

Secara bersamaan, lanjut Benjie, pihaknya menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel.

Dia juga mengatakan upaya-upaya perbaikan tersebut akan memerlukan waktu. UNVR meyakini upaya-upaya ini akan memberikan kinerja fundamental yang lebih kuat di paruh kedua 2024. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper