Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Melemah Hari Ini, Intip Ramalan Kamis (25/7)

Nilai tukar rupiah melemah tipis ke Rp16.215 pada sesi Rabu (24/7/2024).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis terhadap dolar AS pada Rabu (24/7/2024). Sederet mata uang Asia terpantau bervariasi, sedangkan dolar AS menguat.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah 0,01% atau 1,5 poin ke level Rp16.215 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,09% di posisi 104,53.    

Sejumlah mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS yaitu peso Filipina turun 0,02%, serta yuan China dan rupee India masing-masing melemah 0,01%.

Sementara itu, mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni yen Jepang yang melesat 0,62%, diikuti dolar Singapura naik 0,04%, dolar Taiwan naik 0,09%, dolar Hongkong menguat 0,02%, dan won Korea menguat 0,11%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sebagian pelaku pasar masih bias terhadap dolar AS, di tengah ketidakpastian Pilpres AS usai Joe Biden mundur dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk melawan Trump.

Di Asia, Bank of Japan (BoJ) selanjutnya menetapkan suku bunga pada 31 Juli 2024. Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BoJ akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan tersebut. Terakhir kali mereka menaikkan suku bunga pada Maret 2024 ke kisaran 0%-0,1% dari -0,1%.

Sementara itu, pasar China mengalami penurunan yang berkepanjangan dalam beberapa sesi terakhir karena sentimen terhadap negara tersebut memburuk akibat data perekonomian yang mengecewakan, terutama data yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua. 

"Ketidakpastian mengenai pemilihan presiden AS juga membebani sentimen terhadap China, karena para investor berspekulasi mengenai dampak perubahan dalam pemerintahan AS terhadap sikap Washington terhadap negara tersebut," jelasnya dalam riset, Rabu (24/7).

Dari dalam negeri, pasar terus memantau kondisi utang pemerintah yang membengkak dan sudah berada dalam posisi tidak aman. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) posisi utang pemerintah pada Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. 

Rasio utang pemerintah terhadap pendapatan saat ini sudah mencapai 300%. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan posisi 31 Desember 2023 yang sebesar 292,6%.

"Untuk  perdagangan besok, Kamis [25/7] mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp16.200 hingga Rp16.250," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper