Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara milik konglomerat Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), menjadi incaran sejumlah investor raksasa pada periode berjalan 2024.
Berdasarkan data RTI Business yang dikutip Rabu (24/7/2024), total net buy atau beli bersih investor asing di saham ADRO menembus Rp1,07 triliun.
Sejalan dengan aksi borong pemodal luar negeri, pergerakan harga saham ADRO menanjak periode berjalan tahun ini. Mahar per lembar tercatat telah menguat 25,70% year-to-date (ytd) 2024 ke Rp3.310 hingga akhir perdagangan Selasa (23/7/2024).
Hasil penelusuran Bisnis melalui Bloomberg menunjukkan sejumlah investor institusi kakap memperbesar kepemilikan saham ADRO periode berjalan 2024.
Sebagai gambaran, BlackRock Inc. tercatat baru mengempit 471,07 juta lembar saham ADRO pada akhir 2023. Terkini, jumlah yang mereka pegang bertambah menjadi 552,70 juta lembar.
Selain BlackRock, aksi borong saham ADRO juga dilakukan oleh FMR LLC. Kepemilikan tercatat bertambah dari 139,33 juta lembar per 31 Desember 2023 menjadi 159,11 juta periode berjalan 2024.
Baca Juga
American Century Cos Inc. turut melipatgandakan kepemilikan saham ADRO menjadi 27,24 juta lembar tahun ini. Awalnya, mereka baru memegang 4,77 juta lembar periode berjalan 2024.
Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir sebelumnya menyampaikan pada 2024 harga jual batu bara lebih rendah dari tahun sebelumnya. Namun, perusahaan tetap optimistis mencatatkan kinerja positif seiring dengan keandalan operasional dan strategi efisiensi.
"Kami juga punya keunggulan coking coal yang harganya relatif stabil karena suplainya ketat," ujarnya.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Indonesia Febriati Nadira menuturkan ADRO optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan pihaknya untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
Sebagai perusahaan penyedia energi nasional, menurut Nadira Adaro ingin berperan penting untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia di antaranya mengambil peluang untuk mendukung ekonomi hijau.
Melalui pilar Adaro Minerals, Adaro terus mendukung program pemerintah dan berpartisipasi dalam program hilirisasi mineral dan pengembangan ekonomi hijau di Indonesia dengan berkomitmen membangun smelter aluminium di provinsi Kalimantan Utara.
Sedangkan melalui pilar Adaro Green, Adaro terus berperan aktif dalam proyek-proyek energi terbarukan untuk hilirisasi atau minerals processing serta berpartisipasi aktif dalam tender berbagai pembangkit listrik terbarukan.
Manajemen Adaro Energy Indonesia sebelumnya memprediksi pergerakan pergerakan harga batu bara di semester II/2024 akan bergerak mengikuti siklus dan akan selalu berfluktuasi. Dengan demikian, perseroan akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya.
Adaro menargetkan penjualan batu bara hingga 65—67 juta ton pada 2024, yang berpotensi menjadi rekor tertinggi perseroan. Perinciannya, 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari anak usahanya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.