Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyiapkan strategi untuk memacu kinerja di semester II/2024.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Indonesia Febriati Nadira menjelaskan harga batu bara di semester II/2024 akan bergerak mengikuti siklus dan akan selalu berfluktuasi.
"Kami akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi biaya," kata Nadira, Jumat (19/7/2024).
Nadira menuturkan keunggulan operasional serta efisiensi biaya merupakan hal-hal yang menjadi perhatian ADRO. Selain itu, kata dia, ADRO juga terus berupaya mengembangkan dan mendiversifikasi bisnis untuk meningkatkan kontribusi dari bidang non batu bara termal dengan terus berperan aktif dalam proyek mineral dan energi terbarukan.
"Adaro tetap yakin bahwa fundamental sektor batu bara dan energi di jangka panjang tetap kokoh, terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia," ujar Nadira.
Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi ‘Boy’ Thohir sebelumnya menjelaskan pihaknya melihat harga jual batu bara lebih rendah di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Hanya saja, kata Boy, pihaknya memandang kinerja ADRO relatif lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan batu bara lain.
Baca Juga
“Kinerja kami relatif oke dibandingkan dengan yang lain karena kami efisien, reliable, kami terus melakukan efisiensi. Karena dalam pendapat saya, harga jual tidak ada yang bisa memprediksi. Asal kami bisa menjadi produsen yang paling efisien, kami bisa bersaing,” kata Boy Thohir kepada Bisnis ditemui di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Adapun Nadira menuturkan ADRO optimistis terhadap prospek masa depan Grup Adaro dan keinginan pihaknya untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
Sebagai perusahaan penyedia energi nasional, menurut Nadira Adaro ingin berperan penting untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia di antaranya mengambil peluang untuk mendukung ekonomi hijau.
Melalui pilar Adaro Minerals, Adaro terus mendukung program pemerintah dan berpartisipasi dalam program hilirisasi mineral dan pengembangan ekonomi hijau di Indonesia dengan berkomitmen membangun smelter aluminum di provinsi Kalimantan Utara.
Sedangkan melalui pilar Adaro Green, Adaro terus berperan aktif dalam proyek-proyek energi terbarukan untuk hilirisasi atau minerals processing serta berpartisipasi aktif dalam tender berbagai pembangkit listrik terbarukan.
Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan saat ini harga bagi komoditas batu bara memang tidak sebaik dari tahun lalu.
Akan tetapi, hal ini cukup sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan harga batu bara tidak setinggi tahun lalu karena situasi yang berbeda.
"Tahun lalu ada supply chain disruption dan geopolitical tension yang lebih intens, jadi di tahun ini kami tidak mengekspektasikan harganya tidak akan lebih baik dari tahun lalu," kata Darma.
Darma memperkirakan harga batu bara bergerak di kisaran US$101-US$150 per ton. Menurutnya, volatilitas harga batu bara yang terjadi hingga saat ini masih sejalan atau inline dengan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas.
Di sisi permintaan, Darma melihat permintaan dari India dan China yang tengah menghadapi musim panas masih cukup stabil untuk saat ini. Darma memperkirakan hal ini akan mengerek harga batu bara ke depannya.
Dengan katalis tersebut, Darma memperkirakan akan terjadi perbaikan terhadap kinerja dan laporan keuangan emiten-emiten batu bara untuk kuartal II/2024.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.