Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.163 per Dolar AS, Kamis 18 Juli 2024

Nilai tukar rupiah dibuka turun ke level Rp16.163 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (18/7/2024).
Ilustrasi karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka turun ke level Rp16.163 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (18/7/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka turun 0,39% atau 63 poin ke posisi Rp16.163 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau naik 0,06% ke level 103,502. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,11%, ringgit Malaysia melemah 0,05%, dan baht Thailand melemah 0,13%. 

Adapun yuan China naik 0,04%, rupee India menguat 0,02%, peso Filipina naik 0,02%, dan won Korea menguat sebesar 0,01%. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada perdagangan Kamis (18/7/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp16.040 - Rp16.120 per dolar AS. 

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25%. Suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%.

“Nilai tukar rupiah yang seringkali menjadi patokan BI dalam menentukan BI rate juga terpantau terkendali terkhusus sejak akhir Juni hingga 15 Juli 2024. BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan ditahan pada pertemuan Mei serta Juni di level 6,25%,” kata Ibrahim dalam riset harian, Rabu (17/7/2024). 

Selain itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan melaju di kisaran 4,7%-5,5% hingga akhir 2024. Proyeksi untuk batas atas pertumbuhan ekonomi itu jauh di atas perkiraan pemerintah dalam asumsi makro APBN 2024 sebesar 5,2% untuk keseluruhan tahun ini.

Dari eksternal, optimisme terhadap penurunan suku bunga juga meningkatkan saham-saham AS, karena pembacaan inflasi yang lemah dan komentar-komentar yang cenderung dovish dari Federal Reserve meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai bulan September. 

Pedagang memperkirakan kemungkinan sebesar 91,7% bahwa Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September. Menurut CME Fedwatch. Data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan tidak banyak menghalangi spekulasi penurunan suku bunga.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan minggu ini bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi akan terus menurun. Dia juga sebelumnya memberi isyarat bahwa bank sentral tidak perlu melihat inflasi mencapai target 2% untuk mulai menurunkan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper