Bisnis.com, JAKARTA — Harga buyback emas Antam kembali melejit hingga memecahkan rekor baru pada Kamis (18/7/2024).
Berdasarkan data dari laman resmi logammulia.com Kamis (18/7/2024), harga buyback atau pembelian kembali emas Antam 24 karat untuk ukuran 1 gram naik Rp3.000 menjadi Rp1.290.000. Posisi memecahkan rekor Rp1.287.000 pada hari sebelumnya.
Dengan pencapaian rekor baru itu, pergerakan harga buyback emas Antam tercatat telah menguat 25,60% year-to-date (ytd) 2024 dari Rp1.027.000 per gram pada 2 Januari 2024.
Untuk diketahui harga buyback emas batangan Antam LM mengikuti pergerakan harga dunia. Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.
Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, harga Antam cetakan 1 gram terpantau dipatok di Rp1.129.000 pada 2 Januari 2024. Artinya, telah terdapat keuntungan Rp161.000 hingga Kamis (18/7/2024).
Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Kamis (18/7/2024), harga emas di pasar spot menguat 0,09% ke level US$2.460,99 per troy ounce pada pukul 06.28 WIB.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 menguat 0,19% ke level US$2.464,50 per troy ounce pada pukul 06.17 WIB.
Mengutip Reuters, harga emas telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada Rabu (17/7) lantaran meningkatnya optimisme pada penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) pada September 2024 dan melemahnya dolar yang meningkatkan permintaan.
"Ekspektasi bahwa kita semakin dekat dengan pemangkasan suku bunga The Fed dan kita telah melihat ini karena imbal hasil terus menurun secara perlahan sebagai antisipasi, bersama dengan melemahnya dolar, adalah faktor pendukung utama di balik pergerakan emas ini," tutur direktur investasi dan perdagangan alternatif di High Ridge Futures, David Meger.
Kemudian, data juga menunjukan bahwa produksi pabrik-pabrik AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Juni 2024, berkontribusi pada peningkatan yang solid dalam produksi di kuartal kedua.
Menurut CME FedWatch Tool. Pasar kini juga melihat peluang sebesar 98% bahwa suku bunga AS akan menurun pada September 2024.