Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), menyampaikan perkembangan terkini mengenai produksi batu bara hingga semester I/2024.
Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava menuturkan panduan produksi BUMI tidak berubah di tahun ini, yaitu pada 78 juta ton hingga 82 juta ton. Pihaknya mengeklaim perseroan masih on-track untuk mencapai target tersebut hingga semester I/2024.
"Saya belum memiliki angka pasti untuk produksi di semester I/2024, tetapi seharusnya mendekati prorata,” jelasnya, Rabu (17/7/2024).
Dileep juga menuturkan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dihabiskan BUMI sepanjang semester I/2024 ini mendekati angka prorata. Menurutnya, BUMI memperkirakan serapan capex di tahun 2024 dapat mencapai US$80 juta hingga US$100 juta.
Sebelumnya, Direktur BUMI Andrew C .Beckham menuturkan BUMI akan menghabiskan capex dengan perkiraan US$1 untuk satu ton batu bara. Akan tetapi, lanjutnya, BUMI juga melakukan penghiliran yang membuat investasi BUMI menjadi lebih banyak.
"Kami melakukan proyek hilirisasi batu bara ke amonia," ujarnya belum lama ini.
Baca Juga
Senada dengan Srivastava, Beckham juga mengatakan belum ada revisi untuk produksi batu bara BUMI tahun ini.
Dengan target-target tersebut, Beckham berharap pendapatan dan laba bersih BUMI dapat lebih baik di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun, BUMI mencatatkan pendapatan senilai US$311,01 juta atau setara Rp5,05 triliun hingga kuartal I/2024. Pendapatan ini turun 31,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$454,8 juta.
Pendapatan BUMI ini dikontribusi dari ekspor batu bara sebesar US$206,7 juta, penjualan lokal batu bara sebesar US$83,9 juta, dan penjualan lokal emas sebesar US$20,3 juta.
Berdasarkan pelanggannya, pendapatan BUMI diperoleh dari Rwood Resources DMCC senilai US$146,32 juta dan PT PLN Persero senilai US$52,03 juta.
Laba bersih BUMI di kuartal I/2024 naik 12,28% menjadi US$67,6 juta, dari sebelumnya US$60,24 juta secara tahunan. Laba bersih tersebut setara dengan Rp1,09 triliun.
Laba bersih ini didapatkan BUMI salah satunya akibat dari pos manfaat pajak penghasilan sebesar US$40,95 juta, dari sebelumnya beban pajak penghasilan senilai US$15,4 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.