Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Otomotif Lesu, Astra (ASII) Bertumpu pada Kinerja UNTR

Bisnis alat berat dan tambang UNTR diproyeksi menopang kinerja Astra (ASII)as pada 2024 saat penjualan otomotif lesu.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) Djony Bunarto Tjondro saat konferensi pers pemaparan publik, Kamis (22/9/2022)/Bisnis-Rinaldi Mohammad Azka.rnrn
Presiden Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) Djony Bunarto Tjondro saat konferensi pers pemaparan publik, Kamis (22/9/2022)/Bisnis-Rinaldi Mohammad Azka.rnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan performa lesu pada lini bisnis otomotif sepanjang 2024. Alhasil, kinerja ASII hingga akhir tahun diproyeksikan akan ditopang oleh lini bisnis pertambangan dan alat berat, PT United Tractors Tbk. (UNTR).

Mengacu data Gaikindo, total penjualan mobil Grup Astra pada Juni 2024 tembus 43.908 unit. Adapun, angka penjualan mobil ASII pada Juni 2024 mengalami penurunan 5,22% secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan penjualan pada Juni 2023 sebesar 46.328 unit. 

Jika diakumulasikan, sepanjang semester I/2024, ASII menorehkan penjualan sebanyak 231.792 unit mobil. Capaian itu juga turun 16,59% secara YoY dibandingkan periode sama 2023 sebanyak 277.924 unit. 

Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan di tengah lesunya penjualan otomotif, kinerja positif entitas Grup Astra pada kuartal I/2024 dicatatkan oleh segmen jasa keuangan, kontraktor pertambangan di bawah UNTR dan entitas asosiasi dan joint venture (JV) yang telah berhasil menopang kinerja ASII.

"Kami menilai pada kuartal I/2024 tersebut menjadi cerminan bahwa UNTR dapat menopang kinerja ASII secara konsolidasikan di tengah penjualan otomotif yang saat ini masih lesu," ujar Vicky kepada Bisnis, Kamis (11/7/2024).

Pada kuartal I/2024, laba bersih ASII turun 14,39% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp7,46 triliun, dibandingkan periode tiga bulan 2023 sebesar Rp8,71 triliun. 

Pendapatan ASII juga turun 2,13% menjadi Rp81,2 triliun dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp82,98 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan jumbo ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp34,19 triliun, diikuti segmen alat berat dan tambang sebesar Rp32,41 triliun. Kemudian, jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp7,77 triliun dan agribisnis sebesar Rp4,80 triliun. 

Selanjutnya, segmen infrastruktur dan logistik berkontribusi Rp2,06 triliun, segmen teknologi informasi Rp611 miliar, dan properti Rp222 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp865 miliar.

Menurut Vicky, secara keseluruhan prospek bisnis alat berat dan tambang UNTR hingga akhir tahun cukup positif, dengan memperkirakan permintaan dari sektor pertambangan batu bara meningkat meskipun di sisi lain sektor konstruksi masih lesu. 

"Kemampuan UNTR untuk mencapai target penjualan dan profitabilitasnya akan bergantung pada realisasi kenaikan produksi batu bara, percepatan belanja infrastruktur pemerintah serta kemampuan UNTR dalam mengelola biaya dan meningkatkan efisiensi operasi," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan konflik geopolitik global akan mempengaruhi kinerja UNTR seperti kenaikan harga bahan baku yang dapat menekan margin keuntungan, pelemahan ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan terhadap alat berat dan produk lain yang diproduksi UNTR. 

Alhasil, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham UNTR. "Secara valuasi UNTR sudah tergolong undervalued. Rekomendasi saham UNTR trading buy dengan target price Rp24.625," pungkasnya.

Saham UNTR ditutup melemah 0,21% ke posisi Rp23.500 pada Kamis (11/7/2024). Sepanjang tahun berjalan, saham UNTR masih menguat 3,87% year-to-date (YtD).

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper