Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik konglomerat Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk. (HRUM), tengah menggenjot bisnis nikel.
Manajemen Harum Energy menyatakan saat ini perseroan memang belum memiliki target investasi di smelter lain yang dapat diidentifikasi. Namun, emiten berkode saham HRUM itu akan terus menjajaki akuisisi tambang-tambang nikel lainnya.
“[Akuisisi tambang nikel lain] untuk memperkuat basis sumber daya nikel demi mendukung kegiatan-kegiatan smelter perseroan yang telah beroperasi,” tulis Manajemen Harum Energy dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/7/2024).
Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara sebelumnya mengatakan perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2023. Menurutnya, keputusan tak membagikan dividen ini mempertimbangkan kebutuhan kas HRUM di tahun 2024 dan ke depannya.
"Keputusan tidak membagikan dividen ini karena adanya kebutuhan kas perseroan di tahun 2024 dan ke depannya, sehubungan investasi dan proyek baru yang sedang dikerjakan,” jelasnya dalam paparan publik HRUM, Jumat (7/6/2024).
Ray melanjutkan, HRUM menganggap lebih bijak untuk mencadangkan laba bersih tersebut untuk realisasi proyek-proyek baru yang dikerjakan. HRUM akan fokus menyelesaikan proyek-proyek yang telah diakuisisi atau baru beroperasi seperti PT Blue Sparkling Energy yang tengah mengerjakan proyek HPAL agar selesai tepat waktu.
Baca Juga
"Kemudian kami juga fokus pada operasional Westrong Metal Industry, yang mulai beroperasi Maret lalu, agar terus berjalan lancar dan mencapai tingkat produksinya sesuai kapasitas yang terpasang,” paparnya.
Di lain pihak, Founder Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan bahwa HRUM telah mengakuisisi saham di perusahaan nikel untuk memanfaatkan meningkatnya permintaan global akan logam ini. Langkah ini memperlihatkan adaptasi HRUM terhadap tren kendaraan listrik yang memerlukan nikel untuk baterai.
"Dengan permintaan nikel yang diprediksi akan terus meningkat, langkah diversifikasi ini bisa menjadi katalis positif bagi pertumbuhan jangka panjang HRUM,” ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.