Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Harum (HRUM) Borong Saham

Bos Harum Energy diam-diam belanja ratusan lembar saham HRUM dalam dua sesi perdagangan.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bos emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. diam-diam memperbesar kepemilikan saham HRUM.

Pergerakan harga saham HRUM parkir di Rp1.225 pada akhir perdagangan Selasa (9/7/2024). Posisi itu mencerminkan koreksi 8,24% year-to-date (ytd) 2024.

Di tengah tren koreksi, Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara melakukan aksi borong. 

Dilansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (10/7/2024), Ray memborong saham HRUM dalam dua sesi perdagangan. Pertama, pembelian 50.000 lembar pada 5 Juli 2024.

Kedua, pembelian 100.000 lembar pada 8 Juli 2024. Harga pembelian dilakukan di kisaran Rp1.190 hingga Rp1.195.

“[Tujuan dari transaksi] investasi,” ujarnya dikutip dari surat yang ditujukan kepada OJK.

Setelah transaksi, jumlah saham yang dipegang oleh Ray Antonio Gunara naik dari 2,30 juta lembar menjadi 2,45 juta lembar.

Ray sebelumnya menjelaskan rencana produksi batu bara HRUM di tahun 2024 adalah 5 juta hingga 6,1 juta ton. Menurutnya, target produksi ini mencerminkan penurunan dibandingkan realisasi produksi batu bara sebesar 7 juta ton di tahun 2023. 

"Penurunan produksi ini dikarenakan penyesuaian tingkat produksi dengan proyeksi harga batu bara tahun ini, proyeksi stripping ratio, sehingga kami memastikan biaya produksi dapat tetap terjaga stabil," ujarnya dalam paparan publik, Jumat (7/6/2024).

Ray melihat harga batu bara di awal tahun ini telah cukup stabil dibandingkan pada enam bulan terakhir tahun 2023. Dengan penurunan harga batu bara yang tidak turun lagi, HRUM berharap harga jual batu bara dapat lebih stabil di tahun ini.

"Ke depannya, kami harapkan harga jual batu bara lebih stabil. Realisasi harga tergantung dari komposisi penjualan domestik dan ekspor ke depan," ujar Ray. 

Sementara itu, pada kuartal I/2024 HRUM mencatatkan penjualan batu bara sebesar 1,7 juta ton. Penjualan ini turun 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.

Lalu untuk bisnis nikel, Ray menjelaskan HRUM menargetkan produksi dalam bentuk nickel pig iron (NPI) maupun matte untuk sebesar 62.000-70.000 ton di tahun 2024. Target produksi ini mencerminkan peningkatan signifikan dari tahun lalu yang hanya sekitar 7.800 ton. 

"Saat itu kami hanya bisa mengkonsolidasikan produksi nikel dari Infei Metal Industry di kuartal IV/2023," tuturnya.

Dari sisi harga, HRUM melihat harga nikel sangat fluktuatif di awal tahun ini, setelah mengalami penurunan harga yang cukup tajam di 2023. Meski demikian, kata dia, harga nikel meningkat dalam beberapa minggu terakhir menembus US$20.000 per ton.

Ke depannya, HRUM optimistis harga nikel akan tetap berada di kisaran US$16.000-US$20.000 ton per tahun, sehingga memberikan potensi menghasilkan margin yang baik bagi HRUM.

Hingga kuartal I/2024, HRUM mencatatkan volume penjualan nikel yang mencapai 8.509 ton, naik 8,5% dibandingkan kuartal IV/2023 yang sebesar 7.842 ton.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper