Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.289, Dolar AS Perkasa

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Rabu (10/7/2024) dan menyentuh level Rp16.289.
Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Rabu (10/7/2024) dan menyentuh level Rp16.289. Pelemahan rupiah terjadi di tengah laju greenback yang meningkat. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 38 poin atau 0,23% menuju level Rp16.289 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS meningkat tipis 0,01% ke posisi 105,14.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas dibuka melemah. Yen Jepang, misalnya melemah sebesar 0,16% bersama dengan won Korea 0,22%. Adapun yuan China melemah 0,04%, ringgit dan baht Thailand turun 0,02%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan para pedagang memperbesar taruhannya bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan pernyataan dovish menjelang kesaksiannya di hadapan kongres. 

“Meskipun Powell baru-baru ini mencatat kemajuan menuju disinflasi, dia juga mengatakan The Fed masih memerlukan kepercayaan lebih untuk mulai menurunkan suku bunga,” ujar Ibrahim pada Selasa (9/7/2024). 

Menurutnya, data utama inflasi indeks harga konsumen juga tersedia dan kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga The Fed. Saat ini, terdapat peluang sekitar 76% penurunan suku bunga pada September 2024 menurut FedWatch Tool. 

Dari dalam negeri, pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melebar menjadi 2,7% dari produk domestik bruto (PDB) atau mencapai Rp609,7 triliun pada akhir 2024.

“Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target awal dalam APBN 2024 yang sebesar Rp522,8 triliun atau setara dengan 2,29% dari PDB,” pungkasnya.

Defisit tersebut dikarenakan belanja negara yang diperkirakan melonjak ke Rp3.412,2 triliun pada akhir 2024, dari pagu awal sebesar Rp3.325,1 triliun. Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun, naik tipis dari target awal Rp2.802,3 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, pembiayaan anggaran untuk menutup tambahan defisit tersebut diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Oleh karena itu, pemerintah akan menutup selisih defisit lewat tambahan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp100 triliun.

“Sebelumnya, pemerintah pada tahun 2022 dan 2023 mampu mengumpulkan SAL yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan saat ini atau di tengah kondisi suku bunga global yang cenderung tinggi,” kata Ibrahim.

Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang Rp16.270 hingga Rp16.330 per dolar AS.

---------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper