Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Terbaru Nasib IHSG 2024 dan Rekomendasi Saham Pilihan

IHSG menghadapi sejumlah tantangan memasuki paruh kedua tahun ini. Para sekuritas pun memiliki pandangan beragam terkait target IHSG hingga akhir 2024.
IHSG menghadapi sejumlah tantangan memasuki paruh kedua tahun ini. Para sekuritas pun memiliki pandangan beragam terkait target IHSG hingga akhir 2024. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG menghadapi sejumlah tantangan memasuki paruh kedua tahun ini. Para sekuritas pun memiliki pandangan beragam terkait target IHSG hingga akhir 2024. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghadapi sejumlah tantangan pada semester II/2024, baik dari sentimen global maupun domestik. Sejumlah sekuritas pun memiliki pandangan beragam terkait target IHSG hingga akhir 2024.

Pada penutupan perdagangan Senin (8/7/2024), IHSG parkir melemah tipis 0,03% di posisi 7.250,97. Secara year-to-date (YtD), IHSG juga masih terkoreksi 0,30%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan untuk semester II/2024 terdapat beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG, di antaranya yaitu adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2024 yang secara probabilitas telah naik ke angka 69%.

Selain itu, pemilu Amerika Serikat (AS) dan perkembangan ekonomi di China diperkirakan juga masih menjadi perhatian investor. Menurutnya, investor akan tetap mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini sedang mengalami penguatan.

Dari sisi domestik, transisi pemerintahan baru juga akan memengaruhi IHSG, investor masih akan mencermati akan kebijakan fiskal yang akan berlangsung. Adapun, Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo-Gibran akan dilantik pada Oktober 2024.

"MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG akan berada pada rentang 7.100-7.300 di akhir tahun 2024," ujar Herditya kepada Bisnis, Senin (8/7/2024).

Terkait rekomendasi saham, dia mengatakan emiten yang dapat dicermati secara teknikal antara lain BRIS dengan target harga Rp2.700-Rp2.870, ASII dengan target Rp4.800-Rp5.000, ULTJ Rp1.910-Rp2.000, dan ICBP dengan target harga Rp10.775-Rp11.300 per saham.

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan beberapa sentimen positif untuk IHSG pada semester II/2024 yaitu potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI), serta penurunan harga minyak dunia.

Sejauh ini, Bank Sentral AS The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level 6,25%.

Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen positifnya yakni pelantikan presiden terpilih dan penentuan kabinet baru, serta revisi kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama soal papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA).

Kendati demikian, menurut Nico IHSG masih menghadapi sejumlah tantangan seperti pemilu di AS dan di beberapa negara seperti Prancis dan Inggris, serta potensi batalnya pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini.

Lebih lanjut dia mengatakan, kebijakan short selling oleh BEI juga menjadi katalis negatif bagi IHSG, sebab belum diketahui apakah kebijakan itu dapat diterima oleh para pelaku pasar dan investor.

"Terkait target IHSG kami masih di 7.350 hingga 7.460 sampai akhir tahun. Sektor saham pilihan yaitu finansial, consumer non-cyclicals, infrastruktur dan transportasi logistik. Apabila tingkat suku bunga turun, properti dan otomotif juga menjadi pilihan," ujar Nico kepada Bisnis.

Berikut Rekomendasi Saham Pilarmas Investindo Sekuritas:

  • BBCA TP Rp11.000
  • BBNI TP Rp6.000
  • BMRI TP Rp7.400
  • BBRI TP Rp5.900
  • BRIS TP Rp2.900
  • CTRA TP Rp1.500
  • BSDE TP Rp1.300
  • INDF TP Rp7.600
  • ICBP TP Rp13.000
  • MYOR TP Rp3.000
  • AMRT TP Rp3.300
  • ACES TP Rp1.000
  • JSMR TP Rp6.300
  • AUTO TP Rp2.900

IHSG
IHSG

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas menurunkan proyeksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi 7.585 pada akhir 2024. Sebelumnya, Mirae Asset memprediksi IHSG mampu menyentuh level 8.100 tahun ini.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan, prediksi IHSG tersebut terutama karena didasari pertimbangan makroekonomi terkini terkait ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang lebih terbatas dan posisi nilai tukar rupiah.

"Sebelumnya memang kami prediksi IHSG bisa ke level 8.100, tapi memang karena kondisinya yang kita semua ketahui tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, maka kami turunkan jadi 7.585,” ujar Rully dalam acara Investor Network Summit 2024 belum lama ini.

Lebih lanjut dia mengatakan, sejalan dengan prediksi tersebut, Tim Riset Mirae Asset memiliki 9 saham pilihan (top picks) yaitu ACES, ASII, BBRI, BBCA, BMRI, CPIN, MAPI, MYOR, dan TLKM.

Menurut Rully, penyesuaian top picks tersebut dilakukan dengan memasukkan BMRI dan TLKM untuk menggantikan ANTM dan HRUM.

"Penyesuaian itu perlu dilakukan di tengah volatilitas pasar yang cukup tinggi sehingga perlu lebih selektif dalam pemilihan saham berkapitalisasi pasar besar dan berfundamental kuat," katanya.

Adapun, volatilitas itu tecermin dari arus keluar modal asing dari pasar modal (net foreign sell) sebesar US$2,8 miliar, yang terdiri dari US$2,7 miliar dalam bentuk obligasi pemerintah dan US$600 juta dalam bentuk saham dan efek ekuitas lain sejak awal tahun hingga 24 Juni 2024.

Rully mengatakan masih optimistis kondisi Indonesia akan positif sejalan dengan prediksi ruang penurunan suku bunga acuan BI masih akan dipengaruhi oleh posisi nilai tukar rupiah yang semakin stabil dan potensi penurunan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate/FFR).

Sejauh ini, The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%, sedangkan Bank Indonesia (BI) juga menahan BI rate di level 6,25%.

Dia juga memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan sesuai target pertumbuhan BI sebesar 10%-12%. Kebijakan BI yang diambil saat ini berfungsi untuk mendukung stabilitas, dan Mirae Asset memperkirakan hal ini akan bertahan lebih lama dengan pengaruh dari volatilitas rupiah yang semakin terjaga.

“Maka dari itu, kami memprediksi pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 5,01% pada 2024 dan 5,02% pada 2025, karena kebijakan penurunan suku bunga yang kurang agresif dibanding perkiraan sebelumnya,” pungkasnya.

Terkait perekonomian global pada semester II/2024, diprediksi akan ditopang oleh AS dan India sebagai mesin pertumbuhan hingga tahun depan. Untuk AS, dia juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam akan moderat, didorong oleh dampak lambat dari pengetatan kebijakan moneter yang sangat agresif sejak 2022.

Sebagai faktor lain, Rully meyakini ketidakpastian masih sangat tinggi dan sulit memprediksi berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Ketegangan geopolitik di daerah lain, juga dapat mendorong volatilitas jangka pendek, tetapi angka permintaan global masih lemah terutama karena lemahnya pertumbuhan ekonomi China.

Berikut Rekomendasi Saham Mirae Asset dan Potensi Return (ROE) 2024:

1. ASII (10,7%)

2. TLKM (21,2%)

3. BMRI (20,58%)

4. BBCA (21,19%)

5. BBRI (19,33%)

6. CPIN (10,2%)

7. MYOR (19,4%)

8. MAPI (20%)

9. ACES (13,2%)

____________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper