Mengutip Bernama, analis menyebutkan bahwa kontrak berjangka CPO telah mencapai titik tertinggi dalam 11 minggu pada Selasa (2/7) di bulan spot saat ini.
Analis senior Fastmarkets, Sathia Varqa, menyatakan bahwa rekor tersebut didorong oleh kenaikan kuat dalam minyak sayur terkait, prospek produksi minyak sawit yang lebih rendah, dan aksi pasar tunai yang aktif.
Varqa juga menyampaikan bahwa Societe Generale de Surveillance melaporkan ekspor Juni 2024 naik 3,58%, pulih dari penurunan 4,31% pada periode 1-25 Juni 2024. Sementara itu, surveyor kargo lainnya melaporkan penurunan 12% hingga 15% untuk bulan lalu.
Pedagang minyak sawit David Ng berpendapat harga CPO akan bertahan di atas RM4.000 per ton minggu ini, mengingat kuatnya pasar minyak kedelai serta kemungkinan stok yang lebih rendah di Malaysia