Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Divestasi Tol Transjawa Jasa Marga (JSMR) Tembus Rp15,75 Triliun

Jasa Marga akan meraih US$960,3 juta atau Rp15,75 triliun dari divestasi saham PT Jasamarga Transjawa Tol ke konsorsium MPTC dan GIC.
Kendaraan mengantre di Gerbang Tol Cikampek Utama saat arus Mudik Lebaran 2024 - Dok. Jasa Marga
Kendaraan mengantre di Gerbang Tol Cikampek Utama saat arus Mudik Lebaran 2024 - Dok. Jasa Marga

Bisnis.com, JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) bakal meraup US$960,3 juta atau setara Rp15,75 triliun dari divestasi 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol ke Konsorsium Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd.

Hal ini terungkap dari keterbukaan informasi First Pacific Company Limited, yang merupakan induk MPTC pada Selasa (2/7/2024). Berdasarkan laporan tersebut, akuisisi 35% saham Jasamarga Transjawa Tol (JTT) terdiri atas tiga tahap. 

Pertama, konsorsium MPTC dan GIC menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan Jasa Marga untuk membeli 6,2 miliar saham JTT atau setara 28,5% dari total saham. Nilai transaksi ini mencapai US$782 juta atau Rp12,82 triliun. 

Kedua, konsorsium mengakuisisi 205,45 juta lembar saham atau 0,9% saham milik Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Marga Sejahtera senilai US$25,9 juta atau Rp425 miliar. 

Ketiga adalah konsorsium MPTC dan GIC menandatangani perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat (PPSB). Nantinya, JTT akan menerbitkan 1,2 miliar saham portepel atau 5,6% saham dengan nilai US$152,5 juta setara Rp2,5 triliun. 

Dengan demikian, total nilai divestasi atas 35% saham JTT milik Jasa Marga kepada konsorsium MPTC dan GIC mencapai US$960,3 juta atau setara dengan Rp15,75 triliun. 

Corporate Secretary and Chief Administration Officer Jasa Marga, Nixon Sitorus, menyampaikan bahwa setelah transaksi rampung, perseroan akan menggenggam saham JTT sebesar 65% dan konsorsium memiliki 35% saham. 

Porsi tersebut, kata Nixon, akan tetap menjadikan Jasa Marga sebagai pengendali JTT dan laporan keuangan anak usaha tersebut akan tetap dikonsolidasikan ke laporan keuangan perseroan. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa transaksi ini tidak memiliki dampak pada kegiatan operasional hingga kelangsungan usaha Jasa Marga.

Sebagai informasi, konsorsium MPTC – GIC terdiri atas PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS) dan Warrington Investment Pte. Ltd.

MUN merupakan anak usaha dari PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Grup Salim. Sementara iut, Warrington Investment adalah anak usaha dari GIC Ventures yang bermarkas di Singapura.

Direktur Utama Margautama Nusantara, Danni Hasan menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari strategi META untuk memperkuat posisinya sebagai sektor swasta terbesar di industri jalan tol Indonesia.

“Kerja sama investasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadi pemimpin di bidang infrastruktur jalan tol,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (1/7/2024).

Dia menyatakan investasi ini akan meningkatkan kapasitas portofolio perusahaan di sektor jalan tol. Selain itu, perusahaan akan memastikan pertumbuhan secara berkelanjutan, sekaligus menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham

“Ini bukti nyata kami sebagai perusahaan swasta nasional yang berkomitmen dalam pengembangan industri jalan tol di Indonesia. Perusahaan juga memiliki komitmen berinvestasi hingga Rp40 triliun di berbagai proyek strategis untuk beberapa tahun ke depan,” ujar Danni.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper