Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Naiknya Gaji dan Tunjangan BEI kala Pendapatan Turun 2023

Pendapatan BEI turun pada 2023, namun beban meningkat termasuk gaji dan tunjangan.
Mahasiswa beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Mahasiswa beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/2/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023. Pada saat bersamaan, beban gaji dan tunjangan mengalami kenaikan.

Menilik laporan keuangan, BEI mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,49 triliun sepanjang 2023. Adapun, pendapatan ini turun 14,08% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp2,90 triliun. 

Rinciannya, pendapatan usaha terkait transaksi bursa mencapai Rp1,82 triliun atau turun 23,02%, sedangkan pendapatan usaha dari bukan transaksi bursa mencapai Rp192,06 miliar atau naik 42,9%. 

Kendati demikian laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk BEI turun 40,54% menjadi Rp573,28 miliar sepanjang 2023, dibandingkan periode 2022 sebesar Rp964,27 miliar.

Turunnya pendapatan dan laba BEI itu tak lepas dari RNTH saham mencapai Rp10,7 triliun atau turun 27% pada 2023, dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu yakni Rp14,7 triliun.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,18 juta kali transaksi atau turun 9,7% dibandingkan akhir tahun 2022. 

Penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang berada pada posisi 19,8 miliar saham atau turun 17,3% dibandingkan akhir tahun 2022.

Pada saat yang sama, beban gaji dan tunjangan mengalami kenaikan 19,17% secara tahunan menjadi Rp767,34 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp643,88 miliar. 

Beberapa instrumen beban keuangan lainnya juga mengalami kenaikan seperti penyusutan aset tetap, beban administrasi, hingga perbaikan dan pemeliharaan. Alhasil, total beban BEI mengalami kenaikan menjadi 7,67% menjadi Rp1,82 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,69 triliun.

Di lain sisi, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyepakati pergantian Komisaris Bursa periode jabatan 2024-2028 dalam Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar hari Ini, Rabu (26/6/2024).

"Pemegang Saham menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk masa bakti 2024 – 2028," kata Sekretaris perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi, Rabu (26/6/2024). 

Nurhaida terpilih menjadi Komisaris Utama, utama menggantikan A. Prasetio. Selain itu terdapat juga nama-nama batu yang mengisi jajaran komisaris, seperti Yozua Makes, Mohamad Oki Ramadhana, dan Lany Djuwita. Sementara Karman Pamurahardjo kembali diangkat pada kepengurusan baru periode ini.

Komisaris Bursa Efek Indonesia periode 2024-2028

  • Komisaris Utama : Nurhaida 
  • Komisaris : Yozua Makes 
  • Komisaris : Mohamad Oki Ramadhana 
  • Komisaris : Karman Pamurahardjo 
  • Komisaris : Lany Djuwita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper