Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BEI Ungkap Penyebab Laba Bersih & Transaksi Harian Saham Melorot

Bos BEI Iman Rachman membeberkan beberapa faktor penyebab rata-rata transaksi harian (RNTH) dan laba bersih anjlok sepanjang 2023.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman membeberkan beberapa faktor penyebab rata-rata transaksi harian (RNTH) saham lesu. Hal tersebut menurutnya menjadi tantangan terhadap target pendapatan dan laba bersih BEI pada 2024.

Mengacu laporan keuangan, BEI mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,49 triliun sepanjang 2023. Adapun, pendapatan ini turun 14,08% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp2,90 triliun.

Rinciannya, pendapatan usaha terkait transaksi bursa mencapai Rp1,82 triliun atau turun 23,02%, sedangkan pendapatan usaha dari bukan transaksi bursa mencapai Rp192,06 miliar atau naik 42,9%.

Kendati demikian laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk BEI turun 40,54% menjadi Rp573,28 miliar sepanjang 2023, dibandingkan periode 2022 sebesar Rp964,27 miliar.

Turunnya pendapatan dan laba BEI itu tak lepas dari RNTH saham mencapai Rp10,7 triliun atau turun 27% pada 2023, dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu yakni Rp14,7 triliun. Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,18 juta kali transaksi atau turun 9,7% dibandingkan akhir tahun 2022.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang berada pada posisi 19,8 miliar saham atau turun 17,3% dibandingkan akhir tahun 2022.

Iman mengatakan, pada 2024, BEI menargetkan pendapatan usaha tumbuh 11,86% menjadi Rp1,45 triliun, sedangkan target laba bersih sebesar Rp259,44 miliar tahun ini. Penetapan target tersebut berdasarkan asumsi perolehan RNTH sebesar Rp12,25 triliun tahun ini.

“Jadi kalau kita lihat memang sampai saat ini rata-rata transaksi BEI di angka Rp12,1 triliun, memang belum tercapai sesuai target, namun beberapa hal juga termasuk terkait dengan target kami beberapa IPO maupun fundraising ini justru masih positif," kata Iman dalam RUPS BEI, Rabu (26/6/2024).

Dia pun membeberkan penyebab transaksi harian lesu pada tahun ini, misalnya dengan adanya Pemilu 2024 pada Februari lalu, maka menyebabkan investor wait and see. Terlebih, selain Indonesia, pada tahun ini ada sekitar 64 negara yang juga melakukan pemilu, seperti AS, Rusia, hingga India.

Tantangan berikutnya yakni dari perlambatan ekonomi global, termasuk dengan inflasi AS yang belum mencapai target 2%. Alhasil, Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di level 5,25%-5,5% dan hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan tahun ini.

“Jadi kita bisa lihat bahwa tingkat interest rate yang tinggi dari Fed akan tetap berlangsung sehingga kami melihat bahwa investor akan mulai beralih ke produk investasi yang safe haven. Maksudnya, mereka akan lari ke negara dengan tingkat return yang lebih tinggi. Ini juga jadi tantangan,” kata Iman.

Tak hanya dari AS, melambatnya perekonomian China yang disebabkan karena isu properti juga turut menjadi tantangan untuk pasar saham, sehingga BEI tengah berupaya untuk menggenjot RNTH saham tahun ini demi mencapai target.

“Walaupun pencapaian Bursa Efek Indonesia tahun lalu itu secara laba bersih lebih rendah dibandingkan 2022, tapi kami tidak tinggal diam dan terus menggali potensi-potensi baru dari sisi produk, dari sisi suplai maupun bagaimana peningkatan jumlah investor,” pungkas Iman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper