Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Bersih DOID Melonjak 2.893% Kuartal I/2024 Akibat Pelemahan Rupiah

PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) membukukan peningkatan rugi bersih hingga 2.893% menjadi Rp302,89 miliar sepanjang kuartal I/2024 akibat pelemahan rupiah.
PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) membukukan peningkatan rugi bersih hingga 2.893% menjadi Rp302,89 miliar sepanjang kuartal I/2024 akibat pelemahan rupiah. JIBI/Bisnis/Abdurachman
PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) membukukan peningkatan rugi bersih hingga 2.893% menjadi Rp302,89 miliar sepanjang kuartal I/2024 akibat pelemahan rupiah. JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan peningkatan kinerja pendapatan sepanjang kuartal I/2024. Meski begitu, perseroan tercatat membukukan peningkatan rugi bersih sepanjang 3 bulan pertama 2024 menjadi US$19,08 juta atau setara Rp302,89 miliar (kurs Jisdor BI Rp15.873 per dolar AS).

Dalam laporan keuangannya, DOID mencatatkan pendapatan sebesar US$426,22 juta atau setara Rp6,76 triliun kuartal I/2024. Pendapatan ini naik 4,09% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$409,49 juta.

Manajemen DOID mengungkapkan kinerja pendapatan diperkuat oleh peningkatan 1% YoY pada pengupasan tanah (overburden/OB) removal dan volume batu bara, dengan pertumbuhan dua digit yang signifikan di Australia.

Meskipun menghadapi tantangan seperti curah hujan tinggi yang tak terduga di Indonesia yang memengaruhi produktivitas, Grup tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target volume sepanjang 2024.

Lebih lanjut, DOID berhasil mencatatkan kenaikan EBITDA sebesar 8% YoY menjadi USD80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya yang lebih baik, yang juga meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% di kuartal I/2023 menjadi 21,6% di kuartal I/2024.

Kendati berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan, DOID justru mencatatkan peningkatan rugi bersih. Rugi bersih DOID naik 2.983% pada kuartal I/2024 menjadi US$19,08 juta atau setara Rp302,89 miliar dari US$618,94 ribu pada kuartal I/2023.

Manajeman DOID menjelaskan, jika mengesampingkan kerugian selisih kurs (forex translation loss), laba bersih Grup tetap stabil dan sebanding dengan tahun sebelumnya, mencerminkan kinerja keuangan yang konsisten pada Q1 2024.

Meskipun Grup melaporkan rugi bersih sebesar USD19 juta, yang lebih tinggi USD18 juta dibandingkan periode yang sama pada 2023, hal ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar USD17 juta akibat depresiasi Rupiah Indonesia (IDR) dan Dolar Australia (AUD).

Perpanjangan Kontrak Blackwater Operations Pty Ltd

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group Grup mengatakan, pihaknya berhasil memperpanjang kontrak dengan Blackwater Operations Pty Ltd, anak perusahaan Whitehaven Coal Mining Limited, untuk jasa pertambangan pre-strip di Tambang Blackwater, Australia, untuk 2 tahun tambahan.

"Pendekatan aktif dengan beberapa klien lain untuk menyelesaikan negosiasi kontrak menegaskan komitmen kami terhadap hubungan jangka panjang dan perluasan basis pelanggan. Pendekatan ini tidak hanya memastikan aliran pendapatan yang stabil, tetapi juga memperkuat reputasi Grup di industri," kata Dian, dalam keterangan resminya, Selasa (25/6/2024).

Selain itu, Dian melanjutkan, perseroan terus melakukan diversifikasi secara geografis dan ke dalam future-facing commodities dengan mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG), produsen antrasit terbesar kedua di Amerika Serikat yang mengoperasikan empat tambang antrasit berkadar sangat tinggi (Ultra-High-Grade/UHG Anthracite) di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Akuisisi ini, lanjutnya, diharapkan selesai pada Juni 2024, menandai tonggak penting bagi Grup dalam berekspansi dari penyedia jasa pertambangan menjadi pemilik tambang global, serta mengakselerasi perwujudan komitmen Grup untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari batu bara termal.

Yang tidak kalah penting, akuisisi ini menempatkan DOID sebagai pemain kunci di pasar global UHG antrasit, yang krusial untuk produksi baja rendah karbon (low carbon steel).

"Dengan memprioritaskan kemitraan berkualitas tinggi dan berekspansi ke wilayah dan komoditas baru, kami terus memperkuat posisi kami di industri sambil terus melangkah menuju tujuan jangka panjang kami dan memitigasi potensi risiko-risiko yang berada di luar kendali kami," pungkasnya.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper