Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Turun ke Rp16.391 per Dolar AS Jelang Pengumuman BI Rate

Jelang RDG BI, Rupiah melemah ke posisi Rp16.391 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (20/6/2024).
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah melemahke posisi Rp16.391 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (20/6/2024). Pelemahan terjadi menjelang Bank Indonesia mengumumkan BI Rate hasil RDG BI Juni 2024. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah membuka perdagangan hari ini dengan turun 0,16% atau 26 poin ke posisi Rp16.391 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,01% ke posisi 104,890. 

Mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,01%, dolar Hong Kong naik sebesar 0,02%, 

Kemudian mata uang yang melemah adalah won Korea sebesar 0,08%, peso Filipina sebesar 0,10%, rupee India turun 0,05%, yuan China melemah 0,04%, ringgit Malaysia turun 0,10% dan baht Thailand turun 0,07%. 

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2024. RDG akan memutuskan mempertahankan suku bunga di level 6,25% atau justru menaikkannya. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.320 - Rp16.390 per dolar AS. 

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data neraca perdagangan yang rilis kemarin. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus US$2,93 miliar, atau naik US$0,21 miliar secara bulanan. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan RI mencapai US$13,06 miliar, tercatat surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. 

Adapun, surplus Mei 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar US$4,26 miliar dengan komditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewani nabati HS 15, besi dan baja HS 72.

Surplus neraca perdagangan nonmigas Mei 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu namun lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2023.

Sementara itu dari global, pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 67% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch, dengan perkiraan penurunan sebesar hampir 50 basis poin untuk sisa tahun ini. 

“Sementara itu, inflasi Inggris kembali ke target Bank of England sebesar 2% pada bulan Mei untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun,” kata dia dalam riset harian, Rabu (19/6/2024). 

Penurunan inflasi harga konsumen tahunan dari angka 2,3% di bulan April sejalan dengan ekspektasi median para ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan menandai penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 41 tahun sebesar 11,1% yang dicapai pada bulan Oktober 2022. 

Pasar memperkirakan peluang sekitar 50% penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus dan hampir setengah poin persentase pelonggaran moneter pada tahun 2024. BoE bertemu pada hari Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, tetapi diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apa pun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper