Short Selling Tidak Dapat Dividen
3. Risiko Panggilan Margin
Short selling juga menghadapi risiko panggilan margin (margin call). Jika nilai jaminan di akun margin mereka jatuh di bawah persyaratan modal minimum, broker mereka mungkin mengharuskan mereka untuk menyetor lebih banyak uang tunai atau sekuritas untuk menutupi kekurangan. Ini bisa menjadi risiko yang signifikan, terutama jika harga saham naik secara tidak terduga.
4. Tidak Berhak atas Dividen
Selain itu, short seller tidak berhak atas dividen dari saham yang mereka pinjam. Ini berarti bahwa nilai setiap dividen yang dibayarkan akan dikurangi dari akun short selling mereka pada tanggal pembayaran dan dikirim ke pemilik saham asli.
Beberapa short seller memilih untuk menutup posisi short selling mereka sebelum tanggal ex-dividen saham untuk menghindari harus membayar dividen.
5. Tren Peningkatan Nilai Aset
Pasar saham cenderung meningkat dalam jangka panjang, sehingga tren keseluruhan seringkali berlawanan dengan kepentingan short seller. Hal ini menambah tekanan bagi mereka yang melakukan short selling untuk memprediksi pergerakan harga dengan sangat tepat.
6. Risiko Short Squeeze
Short squeeze terjadi ketika harga saham naik tajam dan tiba-tiba, membuat para investor short selling berebut untuk membeli kembali saham untuk menutup posisi mereka. Setiap transaksi pembelian ini mendorong harga saham semakin tinggi, memaksa lebih banyak short seller untuk keluar dari posisi mereka, menciptakan siklus yang berbahaya. Short squeeze biasanya terjadi ketika persentase tinggi dari semua saham yang beredar dijual secara short.
7. Bahaya Perdagangan dengan Margin
Perdagangan short selling dengan margin memiliki risiko signifikan, termasuk kewajiban membayar bunga atas saham yang dipinjam sampai saham tersebut dikembalikan. Jika harga saham yang dipinjam naik secara signifikan, broker dapat mengeluarkan panggilan margin, yang mengharuskan short seller untuk menambahkan uang tunai atau surat berharga ke akun mereka untuk menutupi jumlah yang dipinjam.
Jika panggilan margin tidak terpenuhi dalam waktu yang ditentukan, broker dapat menjual saham tersebut, mengunci kerugian bagi investor short selling.
Maka itu, short selling adalah strategi perdagangan yang berisiko tinggi dan membutuhkan pemahaman mendalam tentang pasar, perencanaan strategis, dan pemantauan yang cermat. Meskipun menawarkan potensi keuntungan yang substansial, strategi ini juga membawa risiko besar yang dapat menyebabkan kerugian signifikan.
Investor yang terlibat dalam short selling harus menyadari risiko-risiko ini dan memiliki pemahaman yang kuat tentang mekanisme short selling untuk mengelola risiko dengan bijak. Dengan risiko yang sangat besar terkait strategi ini, pendekatan yang hati-hati dan informatif sangat diperlukan bagi siapa saja yang mempertimbangkan untuk terlibat dalam short selling.
Joyceline Munthe