Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Catat 81 Emiten Siap Melantai, Simak Cara Memaksimalkan Cuan dari Saham IPO

OJK mencatat setidaknya ada 81 calon emiten yang ada dalam antrean pipeline penawaran umum. Simak cara untuk memaksimalkan peluang return dari saham IPO.
OJK mencatat setidaknya ada 81 calon emiten yang ada dalam antrean pipeline penawaran umum. Simak cara untuk memaksimalkan peluang return dari saham IPO. Bisnis/Himawan L Nugraha
OJK mencatat setidaknya ada 81 calon emiten yang ada dalam antrean pipeline penawaran umum. Simak cara untuk memaksimalkan peluang return dari saham IPO. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 81 calon emiten dikabarkan siap menggelar penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Dari jumlah tersebut, sedikitnya 8 emiten disebut memiliki aset dengan nilai jumbo.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan terdapat 141 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp56,92 triliun. Perinciannya, nilai penggalangan dana dari 81 calon emiten tersebut sebesar Rp11,85 triliun.

Selain itu, ada 12 penawaran umum terbatas (PUT) dengan nilai indikatif Rp6,04 triliun dan 10 penawaran efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) senilai Rp10,06 triliun. 

Adapun Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) EBUS Tahap I, II, dan seterusnya sebanyak 38 penawaran bernilai indikatif Rp28,97 triliun. OJK pun menetapkan target penawaran umum sebesar Rp200 triliun sepanjang 2024.

Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada 8 calon emiten dengan aset jumbo yang antre untuk meraup pendanaan di pasar modal. Totalnya, ada 37 calon emiten yang berada dalam antrean IPO per 31 Mei 2024.

Di tengah semarak aksi penawaran umum di pasar modal, riset Stockbit yang ditulis Ritchie Runako menyebutkan berspekulasi di saham IPO menawarkan potensi keuntungan tinggi. Namun, pada saat bersamaan, risiko yang dihadapi juga menjulang.

Berdasarkan studi historis, Ritchie mengatakan bahwa ada beberapa temuan penting atau konklusi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memaksimalkan return, sekaligus mengurangi risiko ketika membeli saham-saham IPO.

Studi tersebut menggunakan data 161 saham yang melantai di BEI pada periode 6 Desember 2021–12 Februari 2024, sehingga tren pergerakan harga saham dan rekam jejak masa lalu belum tentu terulang di masa depan.

“Selain itu, alokasi saham pada saham IPO juga bervariasi, sehingga dapat mempengaruhi risk atau return absolut yang didapatkan investor,” ujar Ritchie dalam riset yang dipublikasikan oleh Stockbit, dikutip pada Sabtu (15/6/2024).

Adapun hasil studi itu menghasilkan tiga konklusi. Pertama, saham-saham IPO – di luar papan akselerasi – menawarkan risiko dan return asimetris yang berarti potensi keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan risiko kerugian.

“Dengan mengesampingkan saham di papan akselerasi, probabilitas saham IPO untuk menghasilkan return positif pada hari pertama listing mencapai 70%, dengan rata-rata ekspektasi return 17,4%,” tutur Ritchie.

Sementara itu, saham IPO yang masuk papan akselerasi memiliki expected return negatif dan probabilitas kenaikan harga tidak lebih dari 40%. Untuk itu, hindari saham IPO di papan akselerasi dan pilih saham IPO di papan utama dan pengembangan.

Konklusi kedua adalah pilih saham dengan rekam jejak underwriter yang baik. Ketiga terapkan ‘The 20% Rule’ yakni tahan selama seminggu jika saham naik lebih 20% pada hari pertama melantai. Namun, jual apabila saham secara harian tidak naik lebih dari 20%.

___________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper