Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan ada 81 calon emiten yang siap untuk untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Calon emiten yang antre IPO di Bursa tersebut mengincar dana IPO total sebesar Rp11,85 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp86,92 triliun dari IPO saham, obligasi dan rights issue. Adapun, tercatat sebanyak 18 emiten baru yang melantai di Bursa per 31 Mei 2024.
"Sementara itu, masih terdapat 141 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp56,92 triliun," ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (10/6/2024).
Secara terperinci, OJK mencatat nilai penggalangan dana dari 81 calon emiten yang antre IPO tersebut sebesar Rp11,85 triliun. Selanjutnya, ada penawaran umum terbatas atau PUT sebanyak 12 penawaran, dengan nilai indikatif Rp6,04 triliun.
Berikutnya, penawaran efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sebanyak 10 penawaran dengan nilai indikatif Rp10,06 triliun, serta PUB EBUS Tahap I, II, dan seterusnya sebanyak 38 penawaran dengan nilai indikatif Rp28,97 triliun.
Baca Juga
Alhasil, dengan jumlah pipeline tersebut, potensi penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp56,92 triliun. Sementara itu, OJK menetapkan target penawaran umum sebesar Rp200 triliun sepanjang 2024.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada 8 calon emiten dengan aset jumbo yang antre untuk meraup pendanaan di pasar modal. Totalnya, ada 37 calon emiten yang berada dalam antrean atau pipeline IPO BEI per 31 Mei 2024.
Berdasarkan data pipeline BEI, sebagian besar calon emiten yang antre dalam pipeline IPO itu memiliki aset berskala menengah. Kemudian, ada 8 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar yang antre IPO, sedangkan 5 perusahaan lainnya memiliki aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Sementara itu, 24 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk listing di Bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga Jumat (31/5) ada sebanyak 24 emiten yang telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp3,88 triliun.
Menilik sektornya, perusahaan dari sektor consumer non-cylicals mendominasi dengan total 9 perusahaan, disusul sektor industrial sebanyak 6 perusahaan, sektor consumer cyclicals sebanyak 5 perusahaan, serta calon emiten di sektor teknologi sebanyak 4 perusahaan.
Selanjutnya, disusul sektor properti dan real estate 3 perusahaan, sektor healthcare 3 perusahaan, energi, dan basic material masing-masing 2 perusahaan, serta finansial, infrastruktur dan transportasi logistik masing-masing 1 perusahaan.