Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja harga saham bank jumbo seperti BBCA, BBRI, BBNI, BMRI kompak jeblok dalam sepekan. Lantas, apa penyebab dan seperti apa prospeknya?
Berdasarkan RTI Business, harga saham BMRI turun 2,13% ke level Rp5.750 pada penutupan perdagangan Jumat, (16/6/2024). Dalam sepekan, harga saham BMRI turun 8,37%. Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham BMRI pun turun 4,96%.
Kemudian, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pun turut mencatatkan penurunan 3,79% ke level Rp4.310. Adapun, dalam sepekan harga saham BBNI terkoreksi 8,3% dan sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham BBNI pun turun 19,81%.
Nasib yang sama juga terjadi pada harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang ikut melesu 3,02% ke level Rp4.180. Harga saham BBRI pun turun 3,91% dalam sepekan. Lalu, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) harga saham BBRI pun turun 26,99%.
Sementara itu, harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami stagnan di level Rp9.200. Namun, BBCA mencatatkan penurunan harga saham 1,34% dalam sepekan. Harga saham BBCA pun turun 2,13% ytd.
Otoritas Jasa Keuangan mencatatkan pergerakan harga saham merupakan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti permintaan dan penawaran, makro ekonomi, maupun pengaruh dari situasi global.
Baca Juga
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pergerakan harga saham di bursa dapat terjadi pada berbagai sektor usaha.
"Ini juga termasuk sektor keuangan, sehingga dinamika yang ada dipandang sebagai hal yang lumrah dan sejalan dengan mekanisme pasar yang ada," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6/2024).
Di sisi lain, CEO Jooara Rencana Keuangan Gembong Suwito menuturkan penyebab lesunya saham big bank lantaran investor asing yang masih terus dominan jual (outflow).
“Kurs rupiah kita saat ini sentuh Rp16.400 dibandingkan dolar. [Meski] BI sudah intervensi pasar dengan kebijakan moneternya, cadangan devisa dan kenaikan BI Rate 25 bps masih belum ampuh menahan pelemahan rupiah kita. Bisa jadi pertemuan Juni-Juli BI akan menaikkan suku bunga acuan jika Rupiah kita terus melemah,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (15/6/2024).
Menurutnya, kebijakan full call auction dari bursa juga membuat pelaku pasar kurang setuju.
“Kemudian, belum adanya postur APBN pemerintahan baru seperti program-program populer misalnya makan siang gratis plus orang-orang kementerian yang mendudukinya,” ucapnya.
Ke depan, dalam satu hingga dua bulan, kata Gembong, harga saham big bank masih dominan turun jika pola investor asing masih sama yaitu dominan sell dan rupiah masih melemah.
Terkait rekomendasi, BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI memiliki target harga yang berbeda, masing-masing Rp10.600; Rp6.150; Rp7.450 dan Rp6.050.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.