Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Prajogo Giliran Saham Hary Tanoe Jadi Korban FCA, Ini Sanggahan BEI

BEI merespons keluhan emiten milik Hary Tanoesoedibjo terkait masuknya saham BHIT dan BCAP ke dalam papan pemantauan khusu
Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo memebri keterangan kepada awak media di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (1/8/2022). JIBI/Bisnis- Suraya Dua Artha Simanjuntak
Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo memebri keterangan kepada awak media di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (1/8/2022). JIBI/Bisnis- Suraya Dua Artha Simanjuntak

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons keluhan MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo terkait dengan masuknya PT MNC Asia Holding Tbk. (BHIT) dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) ke dalam papan pemantauan khusus full call auction.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pelaksanaan kebijakan papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA) memiliki penanganan yang sama dengan emiten lainnya. 

"Tentu pelaksanaan kebijakan ini kami equal treatment kepada yang lain dan pelaksanaan dari kebijakan ini tentu hal yang paling utama kami ingin agar pertama investor terlindungi, kemudian harga yang terbentuk mencerminkan harga yang fair," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Sebagaimana diketahui, per 25 Maret lalu, BEI telah menerapkan sistem full call auction untuk saham-saham yang berada dalam papan pemantauan khusus.

Salah satu kriteria yang memicu masuknya saham emiten ke papan tersebut adalah rata-rata harga saham kurang dari Rp51 dalam enam bulan terakhir di pasar reguler.

Head of Investor Relations MNC Group Natassha Yunita mengatakan perseroan menyadari penurunan harga saham akibat full call auction dapat memicu kekhawatiran bagi investor. Namun, dia menegaskan, hal ini tidak mencerminkan fundamental kedua emiten.

“Masuknya perseroan ke dalam papan pemantauan khusus ini tidak mencerminkan fundamental kami. Secara fundamental, kami berada dalam kondisi yang sangat baik,” ujar Natassha dalam keterangan resmi.

Dia menjelaskan bahwa MNC Group fokus pada empat bidang strategi, yakni media dan entertainment, jasa keuangan, entertainment hospitality, serta energi.

Di bidang media dan hiburan, perseroan mengelola empat siaran gratis atau free-to-air (FTA) nasional yaitu RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews. Mereka juga memiliki layanan televisi berlangganan dengan menggunakan jaringan satelit dan fixed broadband.

Natassha menuturkan MNC Grup juga memiliki berbagai portal dengan total pengguna aktif bulanan melebihi 53 juta dan mengoperasikan jaringan multisaluran di berbagai media sosial dengan traffic lebih dari 1,5 miliar setiap bulan.

Menurutnya, produksi konten turut menjadi kekuatan dengan lebih dari 20.000 jam konten video digital dan nondigital, menerbitkan 70.000 artikel setiap bulan, mengunggah 500-700 klip video di media sosial setiap hari, dan mengelola lebih dari 600 talenta.

Sementara itu, di bidang entertainment hospitality, portofolio MNC Group mencakup Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City, kawasan hunian, komersial, hiburan, dan gaya hidup kelas dunia seluas 3.000 hektar di Lido, Jabodetabek.

“Kami juga memiliki gedung perkantoran dan hotel seperti Park Hyatt Jakarta, Oakwood Hotel dan One East Penthouse & Residences di Surabaya, The Westin Resort Nusa Dua, Bali International Convention Center, dan MNC Bali Resort,” tutur Natassha.

Adapun di sektor energi, MNC Group mengendalikan 8 izin usaha pertambangan batu bara di Sumatra Selatan, beserta fasilitas pendukung mulai dari jalan pengangkut, jembatan timbang, tempat penimbunan, dan crusher hingga pelabuhan batu bara

“Kuatnya fundamental yang dipaparkan di atas membangun kepercayaan diri investor. Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan BHIT ke papan utama,” pungkasnya.

--------------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper