Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Seruan Evaluasi PPK FCA, OJK: Papan Pemantauan Khusus Lindungi Investor

OJK angkat bicara perihal maraknya seruan untuk melakukan review terhadap implementasi papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA).
Artha Adventy,Ibad Durrohman
Artha Adventy & Ibad Durrohman - Bisnis.com
Jumat, 14 Juni 2024 | 09:45
OJK angkat bicara perihal maraknya seruan untuk melakukan review terhadap implementasi papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
OJK angkat bicara perihal maraknya seruan untuk melakukan review terhadap implementasi papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara perihal maraknya seruan untuk melakukan review terhadap implementasi papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction (PPK FCA) yang disinyalir menjadi salah satu faktor penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengungkapkan OJK dan Bursa Efek Indonesia selalu berkordinasi dan terus memperhatikan feedback yang diberikan oleh pelaku pasar terkait implementasi PPK FCA.

"Kami menghargai evaluasi yang dilakukan oleh beberapa pihak. Namun penting untuk selalu diingat, bahwa PPK ditujukan untuk menciptakan pasar modal yang semakin teratur, wajar, dan efisien serta meningkatkan pelindungan investor," kata Inarno dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (14/6/2024).

Pada penutupan perdagangan, Kamis (13/6/2024), IHSG melemah 18,53 poin atau 0,27% menuju 6.831,56. Posisi ini mencerminkan pelemahan sebesar 6,07% secara year-to-date (YtD) dan turun 6,35% dalam kurun tiga bulan terakhir.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan IHSG semakin tertekan oleh sentimen domestik yaitu kebijakan FCA atau full call auction.

Liza mengatakan IHSG dihadapkan dengan batu sandungan FCA yang dikenakan kepada saham indeks mover berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). 

Hal tersebut karena pasar khawatir dengan masalah likuiditas atas saham BREN. Maka tak heran, kata Liza, gerakannya jadi sangat volatil belakangan hari ini dan membuat IHSG menjadi roller coaster. 

“Sedangkan di sektor lain yang lebih stabil seperti finansial atau saham blue chip lainnya juga belum ada katalis yang benar-benar bisa menopang IHSG,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).

Secara teknikal, Liza menyebut belum begitu yakin IHSG menemukan supportnya di sekitar posisi saat ini meski terdapat potensi pelemahan terbatas atau limited downside potential di area 6.800-6.750 berkat indikator RSI positive divergence. 

“Artinya walau IHSG terus membuat new Low belakangan hari ini tapi sepertinya buying momentum mulai picking-up,” pungkasnya.

Sebelumnya, kebijakan PPK FCA mengundang kritik dari sejumlah investor karena sistem perdagangan yang tertutup dan terbatas.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menyebutkan saat ini pihaknya secara internal sedang mengumpulkan masukan serta saran dari pelaku pasar dan stakeholder terkait mengenai PPK FCA yang berlaku sejak Maret lalu. Evaluasi aturan ini diharapkan selesai sesegera mungkin.

“Kita harapkan segera, tunggu saja,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sabtu (8/6/2024).

Ketika dipertegas waktu penyelesaian di kuartal III/2024, Jeffrey tidak menampik atau mengaminkan pertanyaan wartawan. Dia hanya menyebutkan saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi dan hasilnya akan diumumkan secepat mungkin.

Lebih jelas, Jeffrey menyebutkan seluruh peraturan dan kebijakan yang telah dikeluarkan Bursa, dalam konteks ini adalah PPK FCA akan dilakukan review setelah penerapan dilakukan.

Dia juga mengklaim segala jenis masukan dari pelaku pasar kepada bursa baik melalui penyampaian langsung, media sosial atau bentuk apapun akan didengar dan diperhatikan.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper