Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah FCA, BEI Bersiap Luncurkan Short Selling Semester II 2024

Setelah kebijakan FCA, Bursa Efek Indonesia tengah bersiap melepas aturan mengenai short selling pada semester II/2024 usai IHSG menghantam level terendahnya.
Hafiyyan, Pandu Gumilar
Hafiyyan & Pandu Gumilar - Bisnis.com
Kamis, 13 Juni 2024 | 15:54
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (2/5/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah kebijakan FCA, Bursa Efek Indonesia tengah bersiap melepas aturan mengenai short selling pada semester II/2024 usai IHSG menghantam level terendahnya.

Berdasarkan data BEI, IHSG berada di level 6.850,09 per Rabu (12/6/2024), turun 5,81% sepanjang tahun berjalan. IHSG juga mencapai level terendahnya yakni 6.821 pada 2024.

Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp10,81 triliun sepanjang 2024. Padahal per 22 Maret 2024, investor asing sempat mencatatkan net buy Rp28,25 triliun sepanjang tahun berjalan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengungkapkan BEI sedang dalam proses menyiapkan beberapa hal baru yang akan diluncurkan dalam tahun ini seperti short selling, single stock futures, dan put warrant (structured warrant). Dia menilai langkah strategis itu dapat membuat selera pasar modal Indonesia semakin bergairah.

"Kami berharap ini bisa menambah pilihan instrumen trading bagi para investor," paparnya.

Lebih lanjut Irvan menyampaikan dua hal yang merupakan faktor utama penurunan IHSG.

"Penguatan mata uang dolar AS tidak hanya terjadi terhadap rupiah saja, beberapa mata uang negara lain juga mengalami penurunan," ujar Irvan Susandy dalam keterangannya, Kamis (13/6/2024).

Dari segi masalah kebijakan fiskal, menurut Kementerian Keuangan hingga akhir April 2024, posisi utang Indonesia mencapai Rp8.338,43 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 38,64%. Rasio utang ini mengalami penurunan dibanding akhir 2023 yaitu sebesar 38,98% serta masih di bawah ambang batas yaitu 60% dari PDB sesuai Undang-Undang.

Adapun kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menggambarkan kondisi pasar saham di Indonesia cenderung melemah sepanjang 2024. Bahkan, IHSG menempati posisi kedua terbawah dibandingkan dengan bursa lainnya di Asia Tenggara (Asean).

Di posisi terbawah ada pasar saham Thailand, yang menderita penurunan 6,81% sepanjang 2024. Adapun, di atas IHSG, ada bursa Filipina yang terkoreksi 0,62% tahun ini.

Di Asia Pasifik atau di antara Bursa Asia lainnya, posisi Indonesia menempati urutan ke-12 atau kedua terendah. Bursa Taiwan menjadi yang paling cuan dengan peningatan 22,97% sepanjang 2024.

Chief Economist of BCA Group David Sumual menyampaikan pelemahan IHSG tak lepas dari Langkah investor asing yang cenderung melakukan aksi jual saham di Indonesia dalam beberapa Waktu belakangan. Hal ini merupakan strategi pemindahan dana investor tersebut ke negara lain dengan valuasi yang lebih menarik.

"Misalnya ke China yang valuasinya dianggap sudah atraktif, setelah sell off tahun sebelumnya. Bursa India juga yang bobot MSCI-nya juga merangkak naik, apalagi Pemilunya juga relatif sukses," paparnya kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan & Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper