Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Faktor Keruntuhan IHSG dan Pemenang Bisnis Indonesia Award 2024

Faktor di balik jatuhnya IHSG menjadi salah satu ulasan pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (14/6/2024).
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA - Kinerja indeks harga saham gabungan atau IHSG yang makin terpuruk menjadikan peringkat pasar modal Indonesia kini nyaris di posisi buncit di Asean, bahkan di dunia.

Faktor di balik jatuhnya IHSG menjadi salah satu ulasan pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (14/6/2024). Selain itu terdapat pula sejumlah berita rekomendasi lainnya untuk pembaca. Berikut selengkapnya. 

1. Faktor di Balik Jatuhnya IHSG hingga Nyaris ke Posisi Paling Buncit di Dunia

Indeks komposit kembali turun sebesar 0,27% ke level 6.831,56 ada Kamis, (13/6/2024). Ini menjadi pelemahan di hari ketiga berturut-turut. Dengan posisi tersebut, IHSG kini sudah turun 6,07% dibanding posisi akhir tahun lalu atau secara year-to-date (YtD).

Dengan kinerja tersebut, IHSG kini ada di peringkat ke-5 di antara indeks komposit dari 6 negara di Asia Tenggara yang dipantau Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai pembanding, di posisi puncak, ada VN-Index Vietnam yang tumbuh pesat 15,07% YtD, disusul FTSE BM Malaysia di posisi kedua dengan kenaikan 10,69% YtD.

Sementara itu, STI Singapura juga masih positif, walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang relatif terbatas, yakni 2,60% YtD. Adapun, IHSG memerah bersama dengan indeks PSEi Filipina yang turun 0,92% YtD, dan SETi Thailand yang kini di posisi buncit dengan penurunan 7,35% YtD.

Jika dibandingkan di antara negara-negara Asia Pasifik, IHSG berada di peringkat 12 dari 13 negara yang dipantau BEI. Di level global, IHSG berada di posisi 32 dari 36 negara. Artinya, pasar modal global sejatinya tidak seburuk Indonesia. Lantas, apa penyebab pasar modal Indonesia berkinerja sedemikian buruk hingga pertengahan tahun ini?

2. Komitmen Pembiayaan Hijau Bank di Tengah Lonjakan Kredit Pertambangan

Laju pertumbuhan kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan dan penggalian tumbuh pesat di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan. Namun, sinyal ini tidak serta merta berarti bankir mulai meninggalkan komitmen hijau mereka.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit ke sektor pertambangan mencapai Rp307,84 triliun per Maret 2024, tumbuh 29,77% YoY ketimbang tahun lalu Rp237,22 triliun. Bila ditilik secara bulanan, kredit pada sektor ini naik Rp8,13 triliun dari Februari 2024 yang sebesar Rp299,71 triliun.

Kemudian, dari sisi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sektor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami perbaikan dari 2,31% per Maret 2023 menjadi 1,24% dengan nominal NPL sebesar Rp3,81 triliun.

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa penyaluran kredit ke sektor tambang khususnya batu bara sebenarnya masih dibayangi oleh risiko harga di pasar ekspor yang belum membaik. Bahkan, dia menilai saat ini perbankan cenderung hati-hati dalam memberikan pembiayaan ke sektor ini.

3. Inisiatif Strategis Dekarbonisasi Pertamina Hulu Energi

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmennya mendukung pemerintah dalam program nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060 atau lebih awal.

Inisiatif dekarbonisasi tersebut sejatinya telah dilakukan PHE dengan mencatatkan transaksi perdana sekaligus menjadi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) pertama dalam perdagangan karbon kredit di IDX Carbon yang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada 26 September 2023 lalu.

Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita mengungkapkan bahwa Pertamina melalui pilar Pertamina NZE dengan goal NZE pada 2060 juga memiliki inisiatif strategis dekarbonisasi bisnis, yaitu efisiensi energi, pembangkit listrik ramah lingkungan, pengurangan kerugian (zero flaring rutin), bahan bakar rendah karbon, dan lain sebagainya serta pembangunan bisnis baru melalui pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS).

PHE juga memiliki inisiatif dekarbonisasi lainnya antara lain efisiensi energi yang hingga saat ini berkontribusi sebesar 51% dari program dekarbonisasi PHE, flare gas reduction/utilization yang berkontribusi sebesar 26% dari program dekarbonisasi PHE.

Sementara itu, penggunaan biodiesel B30/B35 pada armada kapal yang berkontribusi sebesar 10%, dan instalasi solar panel sebagai bagian dari inisiatif low carbon power yang berkontribusi sebesar 2%.

4. Serangan Lanjutan Jenama Mobil China

Setelah Jetour, Beijing Automotive Group atau BAIC akan menambah daftar panjang daftar merek mobil China di pasar Indonesia. BAIC siap memulai debutnya di pasar Indonesia melalui Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, 18-28 Juli.

Pada debutnya di pasar Tanah Air, BAIC menggandeng PT JIO Distribusi Indonesia (JDI) selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).

Head of Public Relation JDI Fedy Dwi Parileksono mengatakan BAIC akan membawa dua model pada pameran nanti, yakni BJ 40 Plus, dan BAIC X55 II yang akan bertarung dalam kelas SUV. Adapun, BAIC sudah melakukan proses penjajakan untuk segera memulai fasilitas perakitan atau completely knocked down (CKD) di Indonesia dari salah satu model yang akan dipamerkan pada GIIAS.

“Kalau kemarin kami sudah melakukan soft launching. Di GIIAS ini kami akan mengumumkan retail price kami. Lalu, kami juga akan announce Indonesia manufacturing agreement,” katanya di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

BAIC BJ-40 PLUS ditenagai mesin 4 silinder, 16 valve, 2.000cc DOHC dengan Turbocharger, dipadukan dengan transmisi 8-Percepatan dari ZF Friedrichshafen. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 221 Hp dengan torsi maksimal 380 Nm, yang dirasa cukup mumpuni.

Mobil ini menggunakan sistem penggerak Electronic Transfer Case dengan Rear Differential Lock dari Borg-Wagner Jerman, yang mampu menerabas medan berat.

5. Daftar 46 Pemenang Bisnis Indonesia Award 2024 dan CEO of The Year

Bisnis Indonesia Group kembali menyelenggarakan Bisnis Indonesia Award 2024, sebuah ajang penghargaan bergengsi yang ditujukan bagi korporasi-korporasi yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada penyelenggaraan kali ini, terdapat 47 pemenang, berikut selengkapnya.

Bisnis Indonesia Award 2024 mengusung tema Agility in Uncertainty, menyoroti pentingnya kemampuan adaptasi dan inovasi dalam menghadapi ketidakpastian. Tema ini sangat relevan dengan kondisi dunia usaha selama lima tahun terakhir, di mana perusahaan-perusahaan harus beradaptasi dengan cepat dan efektif untuk tetap bertahan dan berkembang.

Sepanjang tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1%, dan hingga Juni 2024, perekonomian tetap stabil dengan pertumbuhan 5,0%. 

IHSG juga menunjukkan kinerja yang positif dengan kenaikan sebesar 7% sejak awal tahun, didorong oleh sektor keuangan, barang konsumen, dan infrastruktur. Angka-angka ini mencerminkan ketangguhan dan kemampuan beradaptasi perusahaan-perusahaan Indonesia di tengah berbagai tantangan.

Selain itu, investasi asing langsung (FDI) juga menunjukkan peningkatan signifikan, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Pada kuartal pertama 2024, realisasi investasi mencapai Rp401,5 triliun, naik 22,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp204,4 triliun (50,9%), sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp197,1 triliun (49,1%). Investasi ini menyerap tenaga kerja sebanyak 547.419 orang, jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Berikut daftar pemenang Bisnis Indonesia Award 2024.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper