Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Catatan Tren Sepi IPO hingga Diskon PLN

Catatan soal sepinya IPO hingga diskon PLN menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID.
top 5
top 5

Bisnis, JAKARTA— Realisasi IPO pada 2024 tercatat terendah selama lima tahun dengan 41 emiten baru masuk Bursa. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan alasan di balik tren sepi penggalangan dana melalui IPO sepanjang 2024 yang merupakan tahun terendah selama lima tahun dengan 41 emiten baru.
Catatan soal sepinya IPO hingga diskon PLN menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.ID edisi Kamis (2/1/2025). Berikut laporan selengkapnya:
1. Catatan Bursa soal Tren Sepi IPO pada 2024
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan tahun 2024 BEI membukukan pencapaian penerbitan efek sejumlah 680 efek atau 200% dari yang telah ditargetkan sebanyak 340 efek. Pencapaian tersebut mengalami peningkatan 176% dari pencapaian jumlah penerbitan efek pada 2023. Namun, dia mengakui bahwa capaian IPO pada 2024 terhambat oleh perusahaan yang membatalkan aksi pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).
"Adapun untuk permohonan pernyataan pendaftaran saham secara umum tidak mengalami penurunan sepanjang 2024, tetapi beberapa perusahaan mengalami pembatalan pencatatan saham berupa penundaan dari calon perusahaan tercatat," ucap Nyoman, Selasa (31/12/2024).
Nyoman juga menjelaskan Bursa melakukan penolakan IPO sehubungan dengan kekhawatiran otoritas pasar modal terkait dengan kondisi keuangan, operasional dan aspek hukum, termasuk kemampuan perusahaan menjalankan bisnis secara jangka panjang atau going concern.
"Kami memahami menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di BEI merupakan keputusan strategis bagi setiap perusahaan dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal," kata dia.
Dari internal perusahaan, ujar Nyoman, kesiapan perusahaan juga merupakan faktor yang sangat krusial. Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya kinerja keuangan dan pemenuhan organ good corporate governance sesuai ketentuan.
Selain faktor internal tersebut, terdapat berbagai faktor eksternal yang juga mempengaruhi rencana IPO perusahaan. Faktor tersebut termasuk di antaranya kinerja sektor atau industri, kondisi makro ekonomi global dan domestik mencakup tingkat suku bunga dan inflasi, serta kebijakan-kebijakan pemerintah.
Lalu faktor geopolitik dan pemilu yang dilaksanakan di lebih dari 70 negara pada 2024, dengan total representasi terhadap populasi dan produk domestik bruto (PDB) global masing-masing sebesar 54% dan 60%. Hal ini menurut Nyoman mengakibatkan para pengusaha menunggu dan menahan aksi korporasinya.
2. Grup Erajaya Merambah Bisnis Mobil Listrik
Entitas anak PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Sinar Eka Selaras Tbk. (ERAL) merambah bisnis kendaraan listrik dengan mengantongi kontrak dengan produsen asal China, Sehnzhen Xiaopeng Motors Supply Chain Management Co. Ltd., dan Guangzhous Xiaopeng Motors Trading Co. Ltd.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kepala Bidang Hukum dan Sekretaris Perusahaan Amelia Allen mengatakan penandatanganan perjanjian distributor dijalin antara PT Era Inovasi Otomotif (EIO) yang merupakan entitas anak usaha ERAL dengan Shenzen Xiaopeng Motors Supply Chain Management Co. Ltd. dan Guangzhou Xiaopeng Motors Trading Co. Ltd. (XPeng).
Sementara itu, Corporate Secretary Sinar Eka Selaras Badar Teguh Mancik Alam menuturkan dalam perjanjian ini XPENG berkomitmen untuk melakukan kolaborasi dengan EIO selaku mitra resmi untuk membangun jaringan distribusi kendaraan listrik produk XPENG secara luas di Indonesia.
"Selaku mitra eksklusif XPENG di Indonesia, EIO akan mengorganisasi penjualan, serta memastikan layanan berkualitas tinggi sesuai dengan standar XPENG," kata Badar.
Selain itu, kata Badar, EIO akan memberikan layanan purnajual kepada pelanggan untuk memperkuat posisi pasar dan memastikan keberlanjutan serta inovasi dalam industri kendaraan listrik di Taah Air.
Badar menuturkan penandatanganan perjanjian distributor antara EIO dan XPENG, merupakan pencapaian penting dalam perjalanan usaha ERAL, dengan langkah strategis memasuki bisnis kendaraan listrik, dengan EIO sebagai agen tunggal pemegang merek XPENG.
". . . akan memberikan kontribusi keuangan tambahan bagi Perseroan dari lini usaha tersebut," tulis Badar.
Sebagai informasi, Shenzen Xiaopeng merupakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum China dengan kedudukan perusahaan di Shenzhen, China. Perusahaan ini merupakan produsen kendaraan listrik serta bergerak pada manajemen rantai pasokan otomotif, khususnya terkait dengan merek Xiaopeng Motors.
3. Peluang di Balik Aturan Anyar OJK soal P2P Lending
Ada peluang di balik aturan anyar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal industri financial technology peer-to-peer lending (fintech P2P lending) yang mengatur tentang penyesuaian bunga pinjaman hingga pengaturan klasifikasi lender bisa membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik Entjik S. Djafar mengatakan aturan tentang pengaturan bunga pinjaman menjadi bagian dari upaya menyeimbangkan mitigasi risiko di industri P2P lending.
Seperti diketahui, mulai 1 Januari 2025 batas maksimal manfaat ekonomi pinjaman produktif usaha mikro dan ultramikro tenor sampai dengan 6 bulan menjadi 0,275% padahal, semestinya dalam SE OJK 19/2023 batas maksimum manfaat ekonomi pinjaman produktif sebesar 0,1%, dan baru menjadi 0,067% per hari pada 1 Januari 2026.
"Pendanaan jangka pendek umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan pendanaan dengan jangka waktu lebih panjang," kata Entjik kepada Bisnis, Rabu (1/1/2025).
Sementara itu, batas manfaat ekonomi pinjaman konsumtif tenor sampai dengan 6 bulan ditetapkan menjadi 0,3% per hari dan tenor lebih dari 6 bulan sebesar 0,2% per hari. Angka juga mengalami penyesuaian dibanding ketentuan dalam SEOJK 19/2023 di mana batas manfaat ekonomi pinjaman konsumtif tenor kurang dari 1 tahun sebesar 0,2% per hari.
"Dengan menetapkan batas manfaat ekonomi (suku bunga) maksimum sebesar 0,3% per hari untuk sektor konsumtif dan 0,275% untuk sektor produktif untuk tipe produk pendanaan dengan nilai kecil dan berjangka pendek, industri pindar (pinjaman daring) dapat mengelola risiko lebih baik sambil tetap menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Entjik.
Adapun pada Selasa 31 Desember 2024 OJK menerbitkan penyesuaian ketentuan batas manfaat ekonomi atau suku bunga platform P2P lending. Mulai 1 Januari 2025, batas manfaat ekonomi pinjaman sektor konsumtif dengan tenor sampai dengan enam bulan ditetapkan sebesar 0,3% per hari, dan untuk tenor lebih dari enam bulan menjadi 0,2% per hari.
4. BEI Rilis Aturan Tambahan soal Penyesuaian Tarif PPN 12%
Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis aturan tambahan perihal penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang menyasar barang mewah dan berlaku mulai 1 Januari 2025.
Dalam keterangan resmi, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan bersama dengan surat terbaru BEI, tarif PPN 12% untuk 2025 dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan dasar pengenaan pajak berupa nilai lain.
"Nilai lain yang dimaksud pada poin tersebut adalah sebesar 11/12 dari nilai invoice," ujar Irvan, Rabu (1/1/2025).
Sebelumnya, ditemui di Bursa Efek Indonesia, Irvan Susandy mengatakan transaksi Bursa yang ada saat ini telah dibarengi dengan PPN. Hanya saja, kata dia, Bursa akan mengambil biaya kenaikan PPN tersebut dari Anggota Bursa (AB).
"Transaksi bursa kan plus PPN, nanti kami ambil dari AB. AB pasti [membebankan biaya] ke nasabah," ujar Irvan ditemui di Gedung BEI, Senin (30/12/2024).
Dia menjelaskan apabila nasabah melakukan transaksi, maka nasabah akan transaksi melalui AB. Bursa akan membebankan tagihan ke AB.
5.Kehilangan Besar PLN dari Diskon Tarif Listrik
Masyarakat kelas menengah ke bawah mulai menikmati diskon tarif listrik hingga 50% selama Januari - Februari 2025. Di tengah euforia tersebut, kondisi keuangan perusahaan setrum menjadi tanya tanya.
Diskon tarif listrik diberikan kepada pelanggan sebagai upaya meredam dampak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Meski pemerintah telah mengubah sasaran pungutan tersebut, potongan tarif tetap diberikan kepada masyarakat.
Diskon itu menyasar 81,4 juta pelanggan PLN yang tersebar dalam beberapa kategori mulai dari pelanggan dengan daya 450 volt ampere (VA) mencapai 24,6 juta, 900 VA 38 juta, 1.300 VA 14,1 juta, dan 2.200 VA 4,6 juta.
Meski memberi angin segar bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, potongan tarif ini sekaligusmembuat penyedia setrum negara PT PLN (Persero) kehilangan potensi pendapatan.
PLN mengungkapkan bahwa pelaksanaan kebijakan diskon tarif listrik 50% pada Januari-Februari 2025 dapat mengurangi potensi pendapatan Perseroan hingga Rp10 triliun.
Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyebut, Perseroan siap menyalurkan diskon tersebut. Dia pun memastikan keuangan PLN tetap aman meski kebijakan diskon berpotensi memangkas pendapatan perusahaan dari pelanggan hingga Rp5 triliun tiap bulannya.
"Ini kami sikapi karena ada penurunan pendapatan dari pelanggan sebesar Rp5 triliun per bulan di Januari dan Februari," kata Sinthya di Unit Induk Pusat Pengaturan Beban (UIP2B) milik PLN di Depok, Jawa Barat, Kamis (27/12/2024).
Sinthya mengatakan, pihaknya bakal tetap melakukan antisipasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait. Selain itu, dia juga menyebut PLN memastikan kondisi keuangan PLN terjaga dengan pengawasan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper