Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor tertinggi sepanjang masa usai Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan dan mengisyaratkan hanya ada satu kali pembangkasan tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (13/6/2024), indeks S&P 500 ditutup menguat 0,85% ke rekor tertinggi sepanjang masa di 5.421,03. Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 1,53% ke level 17.605,44.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,09%.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, The Fed juga mengindikasikan penurunan suku bunga acuan hanya akan dilakukan satu kali pada tahun ini.
Melansir Reuters, Kamis (13/6/2024), rapat komite penentu kebijakan The Fed, Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir Rabu waktu AS memutuskan mempertahankan suku bunga Federal Fund Rate (FFR) di kisaran target 5,25% - 5,5%.
Namun, pejabat The Fed kini mengisyaratkan akan memangkas suku bunga hanya sekali tahun ini, lebih rendah dari perkiraan pada bulan Maret yang mencapai tiga kali pemangkasan. Di sisi lain, The Fed memperkirakan akan memangkas suku bunga hingga empat kali pada 2025.
Baca Juga
Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan data inflasi terbaru semakin mendekati target The Fed. Namun, mereka masih perlu lebih banyak bukti lebih lanjut.
"Kami perlu melihat lebih banyak data yang baik untuk meningkatkan keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%,” ungkap Powell dalam konferensi pers setelah pengumuman suku bunga.
David Russell dari TradeStation mengatakan pertemuan The Fed kali ini cenderung tidak banyak menggerakkan pasar.
"Mereka tahu kondisi membaik, tetapi tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga. Perekonomian yang kuat memungkinkan Jerome Powell untuk menekan inflasi dari sistem tanpa merusak lapangan pekerjaan,” ungkap Russell.
Indeks S&P 500 naik hampir 1%. Perusahaan-perusahaan teknologi besar mengkonsolidasikan penguatannya, dengan Tesla Inc. dan Nvidia Corp. naik setidaknya 3,5%. Keuntungan juga didorong oleh lonjakan pendapatan Oracle Corp, yang sebesar 13%. Suku bunga obligasi yang lebih rendah juga membantu, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun delapan basis poin menjadi 4,33%.
Analis Renaissance Macro Research Neil Dutta mengatakan fakta bahwa the Fed hanya mengisyaratkan satu kali pemangkasan tahun 2024 dapat menyebabkan spekulasi seputar ketergantungan jalur pemangksan.
”Kondisi bisa berubah. Data inflasi hari ini menjadi dasar. Pernyataan ini mencatat kemajuan kecil pada target inflasi Fed,” ungkap Dutta.