Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah seiring dengan penantian pasar terhadap laporan kebijakan The Fed terkait arah suku bunga acuan.
Turunnya rupiah terhadap dolar AS sepanjang 2024 juga turut mendapat sorotan perusahaan keuangan global Morgan Stanley.
Pada perdagangan Rabu (12/6/2024) rupiah dibuka melemah 10,50 poin atau 0,06% menjadi Rp16.301,5 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,04% ke level 105,271.
Mata uang Asia lainnya cenderung bervariasi. Ringgit Malaysia naik 0,06%, yuan China naik 0,01%, sedangkan rupee India turun 0,07%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan hari ini rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah dalam rentang Rp16.280 hingga Rp16.350 per dolar AS.
Pada Selasa (11/6/2024), rupiah ditutup melemah 8,50 poin atau 0,05% menuju level Rp16.291 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,04% ke posisi 105,18.
Baca Juga
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup melemah. Won Korea, misalnya, mengalami penurunan 0,15%, lalu yuan China 0,09%, dan yen Jepang sebesar 0,18%. Adapun rupee India melemah 0,05%, sementara ringgit Malaysia menguat 0,07%.
Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang AS didukung imbal hasil Treasury yang lebih tinggi usai data pekerjaan domestik menguat akhir pekan lalu, sehingga memicu penurunan taruhan terhadap penurunan suku bunga The Fed.
Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan inflasi harga konsumen AS akan turun menjadi 0,1% dari posisi 0,3% bulan lalu, dan tekanan harga inti tetap stabil di 0,3% bulan ini.
“Diperkirakan tidak ada perubahan kebijakan pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed yang berakhir pada hari Rabu, namun para pejabat akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga mereka,” ujarnya dalam publikasi riset, Selasa (11/6/2024).
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja penjualan eceran pada Mei 2024 diperkirakan meningkat dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai 233,9 atau tumbuh 4,7% secara tahunan (year-on-year/YoY).
“Peningkatan ini menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat dan efektivitas kebijakan ekonomi, terutama didorong oleh subkelompok sandang, makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori,” kata Ibrahim.
Meski demikian, secara bulanan, penjualan eceran diramal terkontraksi 1,0% MtM sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat usai Idulfitri. Kontraksi lebih dalam tertahan beberapa kelompok yang masih tumbuh positif, seperti suku cadang dan aksesori serta BBM.
Pada April 2024, IPR tercatat mencapai 236,3, mengalami kontraksi sebesar 2,7% YoY. Namun, tertahan pertumbuhan positif di kelompok suku cadang dan aksesori serta BBM.
Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh 0,4% MtM, didorong oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi, barang budaya dan rekreasi, serta makanan, minuman, dan tembakau sejalan dengan adanya momentum Idulfitri.
“Tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2024 diperkirakan meningkat, dengan Indeks Ekspektasi Harga Umum [IEH] masing-masing tercatat sebesar 142,5 dan 142,0, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 140,1 dan 134,5,” tutur Ibrahim.
Sementara itu, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia menjadi underweight karena pertimbangan dua faktor utama yakni kebijakan fiskal dan penguatan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah.
Morgan Stanley dalam catatannya menyampaikan kebijakan fiskal Indonesia dan penguatan dolar AS menimbulkan risiko terhadap investasi saham. Hal ini membuat prediksi IHSG diliputi ketidakpastian.
“Kami melihat ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa kelemahan di pasar Valas di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dolar AS yang kuat,” tulis ahli strategi termasuk Daniel Blake dalam catatan tanggal 10 Juni.
Pandangan Morgan Stanley
Morgan Stanley menurunkan peringkat ekuitas negara tersebut menjadi underweight dalam alokasi perusahaan di pasar Asia dan negara berkembang.
Janji kampanye Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto – seperti usulan pemerintah menyediakan makan siang dan susu untuk pelajar – dapat menimbulkan beban fiskal yang besar, sedangkan prospek pendapatan Indonesia juga memburuk.
Perubahan sikap Morgan Stanley terjadi ketika dolar mulai menunjukkan tren yang lebih tinggi menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve pada hari Rabu (12/6/2024) dan keputusan Bank Indonesia pada minggu depan.
IHSG pada Selasa (11/6/2024) berada di level 6.855,69, yang menggambarkan penurunan kinerja 5,74% sepanjang 2024.Investor asing juga cenderung melakukan aksi jual di pasar saham dengan net sell Rp10,06 triliun.
Sementara itu, rupiah bertengger di posisi Rp16.291 per dolar AS kemarin. Rupiah masih di dekat level terlemahnya di kisaran Rp16.300 akibat penguatan dolar AS yang merespons keputusan The Fed menahan suku bunga acuan di level tinggi 5,25%-5,50%.